Ikan belida Chitala lopis kembali ditemukan di perairan Jawa oleh sekelompok peneliti. Ikan itu sebelumnya sudah dinyatakan punah di Jawa sejak 2020 oleh lembaga The International Union for Conservation of Nature (IUCN) Redlist.
Penemuan kembali ikan belida itu didasarkan dari riset yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Food and Agriculture Organization, Yayasan Selaras Hijau Indonesia, Universitas Jambi, Charles Sturt University dari Australia, Museum Vienna dari Austria, dan Universite Montpellier dari Prancis.
Dalam riset yang dilakukan, tim peneliti menemukan Chitala lopis dari hasil koleksi yang dikumpulkan pada 34 lokasi di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Hal ini dilakukan sejak November 2015 hingga September 2023.
Penemuanitu kemudian membandingkan data hasil sekuensing Deoxyribonucleic Acid (DNA) barcoding dengan data genetik global Barcode of Life Data (BOLD) dan karakterisasi morfologi yang dibandingkan dengan koleksi spesies Chitala lopis yang tersimpan di Natural History Museum, London, Inggris.
Baca juga
Mamalia Ini Ditemukan Lagi di Papua Usai 62 Tahun Sempat Dinyatakan Punah
Setelah memastikan spesies yang ditemukan adalah ikan belida Chitala lopis, peneliti langsung mengesahkan penemuan itu dalam ilmiah bereputasi tinggi (Q1) di Jerman, yakni Journal of Endangered Species Research Volume 52. Jurnal ini sudah terbut pada November 2023.
Koleksi ikan belida dari riset BRIN (BRIN)
Peneliti dan Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN, Arif Wibowo, mengatakan C. lopis termasuk famili Notopteridae dan ordo Osteoglossiformes. Ilmuwan menyatakan Chitala lopis itu merupakan ikan purba yang berbentuk sirip seperti kipas.
"Jika ditinjau secara intraspesifik, jarak genetik C. lopis, C. hypselonotus dan C. borneensis sangat rendah, sehingga pembeda gen mitochondrial antar-spesies tidak identik," ungkap Arif dalam pernyataan resmi.
Baca juga
Sempat Dianggap Punah, Burung Kuau Raja Ditemukan dan Ditangkap di Leuser Aceh
"Karakter morfologi C. lopis memiliki tinggi tubuh posterior dan panjang pre-dorsal lebih dominan dibandingkan dengan C. bornensis. Evolusi C. lopis diperkirakan terjadi sejak 1.200 tahun yang lalu," kata Arif.
Arif menjelaskan, temuan C. lopis ini tak hanya menyanggah ikan tersebut telah punah, tetapi sekaligus menjawab persoalan taksonomi ikan belida di Indonesia. Peneliti menyatakan, ikan belida di Indonesia termasuk dalam spesies C. lopis, dengan jenis lain yang sering ditemukan adalah C. borneensis dan C. hypselonotus.
"Kelimpahan dan sebaran ketiga jenis ikan tersebut mengalami penurunan di pulau Sumatera dan Jawa. Bahkan status C. hypselonotus terakhir ditemui pada tahun 2015," tambah Arif.
Saat ini ada empat spesies famili Notopteridae yang dilindungi, yakni C. lopis, C. borneensis, dan C. hypselonotus. Perlindungan itu didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 tahun 2021 tentang Jenis Ikan yang Dilindungi.
Artikel lainnya: Rekomendasi Cuti 3 Hari Dapat Libur 10 Hari di Bulan Ini, Catat Tanggalnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News