Data pemilih untuk Pemilu 2024 milik KPU diduga bobol. Setelah sebelumnya dibobol hacker Bjorka, kini data tersebut dibobol oleh Jimbo.
Kebocoran ini diungkapkan lembaga riset CISSReC. Menurutnya, akun anonim Jimbo mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
Jimbo juga disebut telah membagikan 500 ribu data di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan, serta beberapa beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut.
"Jimbo juga menyampaikan dalam postingan di forum tersebut bahwa data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi, dimana setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik di mana jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari dengan 514 kab/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan," kata Chairman CISSReC Pratama Persadha dalam keterangannya, Rabu, 29 November 2023.
Data yang dibocorkan Jimbo itu meliputi NIK, Nomor KK, nomor KTP atau nomor paspor untuk pemilih yang berada di luar negeri, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS.
"Tim CISSReC juga sudah mencoba melakukan verifikasi data sample yang diberikan secara random melalui website cekdpt, dan data yang dikeluarkan oleh website cekdpt sama dengan data sample yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS dimana pemilih terdaftar. Jimbo menawarkan data yang berhasil dia dapatkan seharga USS 74.000 atau hampir setara Rp 1,2 miliar," ungkapnya.
Selain itu, ada tangkapan layar lainnya yang dibagikan Jimbo berupa halaman web KPU yang kemungkinan berasal dari halaman dashboard pengguna, dimana dengan adanya tangkapan layar tersebut, maka kemungkinan besar Jimbo berhasil mendapatkan akses login dengan dengan role Admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id menggunakan metode phising, social engineering atau melalui malware.
Baca juga
Bjorka Bocorkan 3,2 Miliar Data PeduliLindungi: Ada Data Luhut Hingga Deddy Corbuzier
"Jika peretas Jimbo benar-benar berhasil mendapatkan kredensial dengan role Admin, hal ini tentu saja bisa sangat berbahaya pada pesta demokrasi pemilu yang akan segera dilangsungkan karena bisa saja akun dengan role admin tersebut dapat dipergunakan untuk merubah hasil rekapitulasi penghitungan suara yang tentunya akan mencederai pesta demokrasi bahkan bisa menimbulkan kericuhan pada skala nasional," kata Pratama.
"Sambil melakukan investigasi, ada baiknya tim IT KPU melakukan perubahan username dan password dari seluruh akun yang memiliki akses ke sistem KPU tersebut, sehingga bisa mencegah user yang semula berhasil didapatkan oleh peretas supaya tidak dapat dipergunakan kembali," ujarnya.
Mengenai dugaan kebocoran data DPT ini, KPU buka suara. Koordinator Divisi Data dan Informatika KPU, Betty Epsilon Idoos, menyatakan tengah menelusuri kebocoran data tersebut.
"Sekarang kami sedang minta bantuan dari satgas cyber, sekarang yang bekerja BSSN, dia menaungi Mabes," kata Betty.
Sebelumnya, pada 2022 hacker Bjorka juga pernah mengklaim mendapatkan 105 juta data pemilih dari website KPU. Data tersebut berukuran 20 GB yang berisi informasi seperti NIK, Kartu Keluarga (KK), nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur, dan lain-lain.
Bjorka menjual data DPT KPU itu senilai US$5 ribu atau setara Rp 7,4 juta.
Artikel lainnya: Piala Dunia U-17: Menang Tipis Atas Mali, Prancis Lolos ke Final
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News