Penemuan ular naga Jawa di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat membuat kehebohan beberapa waktu lalu. Ular yang disebut hewan mitos dan misteri itu ternyata pernah ditemukan di wilayah lain.
Hal itu diungkapkan Andri Reginaldi, Pembina Komunitas Bangke Laut, sebuah komunitas pecinta reptil di Sumedang. Menurutnya, pihaknya pernah menemukan ular naga Jawa itu di wilayah Situraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Andri menjelaskan, ular naga Jawa itu ditemukan di dekat air terjun yang berada di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.
"Ular naga yang ditemukan saat itu, di deket-deket air terjun yang memiliki suhu dingin karena dia membutuhkan kelembapan yang sangat tinggi," kata Andri dikutip dari detikjabar.
Menurut Andri, ular naga Jawa yang memiliki nama ilmiah Xenodermus javanicus itu memiliki tingkat stres yang tinggi. Bahkan bisa cepat mati jika dipelihara.
"Ular jenis ini jarang ada yang memelihara karena itu tadi mudah stres, paling dipelihara satu minggu mati," ujarnya.
"Ular jenis ini hidup di dataran tinggi namun aktivitas atau sarangnya biasanya di lubang-lubang dekat aliran sungai atau yang bersuhu lembab,"ujarnya.
Baca juga
Hewan Mitos Ular Naga Jawa Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana Karawang
Untuk diketahui, ular naga Jawa itu juga ditemukan oleh komunitas Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) pada 29 Oktober 2022. Ular mitologi itu ditemukan di aliran sungai Curug Cikoleangkak, salah satu air terjun yang ada di Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.
Ular naga Jawa yang ditemukan itu tidak seperti ular naga dalam sebuah mitologi. Ular yang memiliki ukuran sekitar 50 cm itu tidak memiliki sayap dan tidak bisa menghembuskan nafas api dari mulutnya.
Namun ular naga Jawa yang diteukan di Pegunungan Sanggabuana itu memiliki ciri yakni ini mempunyai sisik yang lebih kasar dibanding ular pada umumnya, lebih mirip dengan sisik biawak.
Baca juga
VIDEO: Hewan Mitologi Ular Naga Jawa Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana
Ciri khas lainnya yang mirip dengan naga adalah adanya sisik atau duri menonjol yang disebut hemipenial di sepanjang punggung atau bagian dorsal. Barisan hemipenial di bagian dorsal ini berjajar rapi, mirip dengan tubuh naga dalam mitologi.
Hemipenial di belakang kepala ular naga jawa, pada beberapa individu sangat menonjol hingga seperti membentuk tanduk atau mahkota di bagian belakang kepalanya.
Ular naga Jawa itu juga masuk dalam kategori Least Concern atau memiliki risiko kepunahan yang rendah dalam International Union for Conservation of Nature.
Baca juga: Kriminolog Sebut Pemerkosaan Putri Candrawathi Harus Ada Visum, Ferdy Sambo Meradang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News