Tren harian kasus Covid-19 kembali merangkak naik. Dalam satu pekan terakhir, tercatat kasus virus Corona meningkat 57,6 persen.
Bahkan dalam dua hari terakhir, penambahan kasus baru Covid-19 sudah berada di atas 600 kasus. Padahal, angka kasus Covid-19 sudah pernah berada di bawah angka 200 kasus per hari.
Bekas Direktur WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama, menyatakan, naiknya kasus Covid-19 perlu diwaspadai.
"Covid-19 jelas memang masih pandemi. Kebijakan memang harus diputuskan dengan amat hati-hati dengan melihat kenyataan yang ada," kata Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis, Sabtu, 11 Juni 2022.
"Sudah jelas sekarang kita berhadapan dengan tren yang meningkat. Sudah sampai dua kali lipat," ujarnya.
Tjandra pun meminta otoritas terkait untuk mewaspadai situasi dengan melakukan tindakan yang jelas.
"Segera melakukan analisa, kenapa ada kenaikan sampai dua kali lipat ini, apakah karena BA.4 dan BA.5 atau varian maupun sub-varian lain. Atau masih merupakan dampak libur Lebaran yang sudah hampir dua bulan berlalu, atau ada sebab lain," katanya.
Omicron BA.4 dan BA.5 Jadi Biang Kerok
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan kenaikan tren kasus Covid-19 dipicu dengan masuknya varian Omicron BA.4 dan BA.5 ke Indonesia.
Menurutnya, sudah ada empat kasus yang teridentifikasi terpapar Omicron BA.4 dan BA.5.
"Yang perlu dipahami kenaikan dari kasus disebabkan oleh varian baru jadi kita sudah memastikan penyebab kasus naik pasti adanya varian baru," kata Budi Gunadi Sadikin pada Jumat 10 Juni.
"Nah untuk informasi teman-teman itu memang sudah ditemukan di Indonesia kemarin di Bali sudah ada 4 orang yang terkena BA.4 dan BA.5, kita sekarang sudah monitor karena memang ini bisa menghindari imunitas vaksin, penyebarannya juga cepat sama seperti Omicron," jelasnya.
Selanjutnya positivity rate rendah >>>
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News