Sejumlah wilayah di Indonesia mengalami fenomena suhu dingin atau 'bediding'. Kondisi ini dialami saat pagi dan malam hari.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menjelaskan, terjadinya fenomena bediding yang ramai dibicarakan netizen ini. Apalagi fenomena ini terjadi di saat musim kemarau.
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan penyebab suhu dingin yang terjadi beberapa hari ini. Menurutnya, hal ini sebagai dampak dari pergerakan Angin Monsun Australia.
Angin Monsun Australia bertiup dari Australia menuju Asia melewati wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia sambil membawa udara dingin. Di saat bersama, Samudera Hindia juga memiliki suhu permukaan laut yang juga relatif rendah atau dingin.
Baca juga
Suhu Panas Indonesia, Kemenkes: Waspadai 7 Gejala Ini dan Cara Antisipasinya
Guswanto menjelaskan, Angin Monsun Australia bersifat kering dan sedikit membawa uap air. Sehingga memengaruhi musim kemarau di Indonesia.
"Apalagi pada malam hari di saat suhu mencapai titik minimumnya. Selanjutnya mengakibatkan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia terutama wilayah bagian Selatan Khatulistiwa terasa lebih dingin," kata Guswanto.
"Orang Jawa menyebutnya Mbedhidhing."
"Diketahui Mbedhidhing dari data suhu malam hari yang terjadi bulan Juli-Agustus, dibandingkan normalnya."
"Dingin itu kan ada ukurannya. Misalkan suhu, normalnya di malam hari bersuhu 21-23 derajat Celsius, pada bulan Juli-Agustus bisa 17-19 derajat Celsius," imbuh Guswanto.
Artikel lainnya: Daftar Lengkap Lokasi Operasi Patuh 2024 dan 14 Pelanggaran yang Diincar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News