Sebuah peristiwa unik terjadi saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua 2021. Seorang atlet gantole asal Sumatera Barat nyasar dan menyangkut di atap perumahan warga.
Kejadian unik ini dibagikan akun Twitter @jayapuraupdate. Dalam unggahannya, akun ini memperlihatkan proses evakuasi atlet gantole itu dari genteng rumah warga.
"Atlit gantole mendarat di pemukiman warga... Untung baik bukan di pemukiman buaya..yg dekat situ," cuit akun @jayapuraupdate dikutip newscast.id, Senin, 4 Oktober 2021.
Venue gantole dan paralayang berada di Bukit Kampung Buton, Entrop, Distrik Jayapura Selatan. Lokasinya, tepat berada di samping penangkaran buaya. Disebutkan, penangkaran buaya itu memiliki lima kolam yang berisi 10-12 ekor buaya per kolamnya.
Dalam video terlihat parasut atlet itu nyangkut di genteng. Akibatnya, sebagian atap rumah warga itu ambruk.
Atlet asal Sumbar yang diketahui bernama Khaidir Anas itu terlihat menggantung di atap rumah warga. Kepalanya masih di atas genteng, sementara badan dan kakinya di dalam rumah.
Sejumlah warga tampak mencoba untuk menyelamatkan atlet itu. Tampak mereka juga berusaha memotong tali dan perlengkapan di badan Khaidir.
Atlet Gantole Sumbar nyangkut di atap rumah warga
Dilansir dari Antara, peristiwa ini terjadi pada Minggu (3/10) sekitar pukul 12/50 WIT. Saat ini atlet gantole asal Sumbar, Khaidir Anas, itu sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Youwari, Jayapura.
Pelatih gantole Sumbar, Philips R Sakti menyatakan, Khaidir sudah menjalani sejumlah tes. Dan hasilnya ada tulang punggung yang merenggang.
Khaidir juga sempat mengalami sesak nafas sehingga diberikan oksigen. "Hasil ini tentu membuat Khaidir Anas tidak dapat melanjutkan pertandingan di kelas A untuk kategori lintas alam," kata Philips.
Philips menduga, kejadian ini bukan diakibatkan karena faktor angin kencang. Melainkan karena teknologi baru yang digunakan untuk perlombaan ini dan belum sering digunakan oleh Khaidir.
"Alat ini memiliki mobilitas yang tinggi dan juga liar untuk dikendalikan. Selain itu alat ini mampu membuat atlet menyelesaikan kategori lintas alam dalam waktu yang cepat," kata dia.
"Saat di PON Papua ini ada waktu untuk latihan jelang tanding namun Khaidir tidak mendapatkan jadwal tersebut dan layangan itu digunakan pada perlombaaan tadi," kata dia.
Baca Juga:
- Jasad Ibu-Anak Korban Pembunuhan di Subang Diautopsi, Ini Hasilnya
- Hasil MotoGP Amerika Serikat: Marquez Buktikan Raja Sirkuit COTA
- Inggris Hapus Indonesia dari Daftar Merah Covid-19, Apa Artinya?
- Kerusuhan Pecah di Yahukimo: 6 Orang Tewas 41 Luka, Ini Kronologinya
- Harga Turun, Simak Harga BBM Terbaru Oktober 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News