Petinju Hero Tito meninggal dunia usai bertanding di Holywings Sport Show melawan James Mokoginta. Petinju asal Malang itu menghembuskan nafas terakhir usai lima hari koma di rumah sakit.
Co-founder Holywings, Ivan Tanjaya, angkat bicara soal meninggalnya Hero Tito. Ivan atas nama Holywings meminta maaf atas kejadian tersebut.
Ivan memastikan Holywings akan memberikan santunan kepada dua anak Hero Tito Rp5 juta selama 10 tahun ke depan.
"Dengan harapan kedua anak Hero Tito bisa mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak setelah ditinggal ayahnya," kata Ivan dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 4 Maret 2022.
Baca Juga
Petinju Nasional Hero Tito Meninggal Dunia Usai Bertarung di Holywings Sport Show
Ivan menjelaskan, pertarungan antara Hero Tito melawan James Mokoginta merupakan event pertama yang digelar Holywings. Pihaknya pun menyerahkan sepenuhnya urusan teknis kepada pihak promotor, yakni Armin Tan.
"Jadi kami hanya menyediakan tempat dan hadiah kepada petinju yang bertanding di Holywings," ujar Ivan.
Ivan berjanji peristiwa Hero Tito akan menjadi pelajaran bagi Holywings dalam menggelar ajang tinju berikutnya. Holywings akan lebih selektif mencari rekanan rumah sakit terpercaya untuk semua persoalan medis, mulai dari pengecekan lebih mendetail kepada semua atlet sebelum dan sesudah bertanding.
Baca Juga
Kronologi Petinju Hero Tito Meninggal Dunia, Koma Usai Dipukul KO James Mokoginta
"Ini dilakukan untuk memastikan semua atlet sudah aman total untuk bertanding dan tidak ada cedera berat setelah bertanding seperti cek MRI dan CT scan," ujarnya.
"Holywings akan memberikan yang terbaik kepada olahraga tinju di Indonesia supaya tidak terjadi lagi hal yang serupa seperti yang dialami Hero Tito dan petinju yang gugur karena bertanding sebelumnya," jelasnya.
Selanjutnya kronologi penanganan Hero Tito >>>
Ivan Tanjaya menjelaskan proses penanganan Hero Tito pada pertandingan yang digelar pada Minggu, 27 Februari 2022 itu. Menurutnya saat itu tim medis telah berjaga selama acara berlangsung.
Selain itu panitia juga sudah menyiapkan jalur khusus dari panggung untuk keluar gedung menuju ambulans.
"Hero Tito sempat di tandu dari ring. Kemudian saat di lorong khusus khusus evakuasi dipindahkan ke tandu dorong (stretcher) untuk dimasukkan ke ambulans," katanya.
Menurut Ivan, ambulans yang disiagakan sudah dilengkapi fasilitas mini ICU, lengkap dengan elektrokardiogram atau monitor jantung, tabung oksigen, termasuk ventilator mini untuk membantu pernapasan.
Selain itu, ambulans tersebut juga memiliki alat automated external defibrillator untuk memacu jantung dan mengecek kondisi jantung, alat penyedot cairan, serta fasilitas bedah ringan.
"Untuk rumah sakit rujukkan waktu itu dipilih RS Tebet karena dekat, tidak macet dan sebagai penangan cepat untuk tindakan awal," jelasnya.
"Baru kemudian dirujuk ke RS Mitra Kelapa Gading karena harus segera melakukan operasi di bagian kepala karena Hero Tito sudah mengalami penggumpalan darah di otak," kata Ivan.
"Jadi kami, selaku pihak venue dari acara HSS BOXING, sebenarnya sudah mengantisipasi kejadian seperti Hero Tito dengan sebaik-baiknya, namun Tuhan berkehendak lain dan kami semua sangat terpukul dengan kehilangan Hero Tito ini," kata Ivan.
Pertarungan Hero Tito melawan James Mokoginta digelar dalam rangka memperebutkangelar kelas ringan Asosiasi Tinju Indonesia. Pertandingan dijadwalkan berlangsung 10 ronde.
Pada ronde ke-7, Hero Tito terkena pukulan uppercut tajam dari James. Pukulan itu membuat Hero langsung jatuh tersungkur. Dia sempat bangkit namun akhirnya kembali ambruk tak sadarkan diri.
Hero Tito sempat menjalani operasi akibat pembengkakan otak di RS Mitra Kelapa Gading Jakarta Utara. Namun setelah menjalani perawatan selama lima hari, Hero Tito meninggal dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News