Kisah Lionel Messi dan Barcelona harus berakhir. Kedua belah pihak tak dapat lagi bersama. Hal ini lantaran El Barca terganjal aturan financial fair play atau FFP yang diterapkan penyelenggara La Liga.
Barcelona melalui pernyataan resmi dini hari tadi, Jumat (6/8), menyatakan keputusan tidak memperpanjang kontrak Messi adalah terbentur peraturan financial fair play (FFP) La Liga Spanyol.
Sejatinya kesepakatan perpanjangan kontrak Lionel Messi akan diumumkan pada Kamis (5/8), namun kemudian batal, setelah negosiasi dengan perwakilan sang superstar asal Argentina tersebut buntu. Pada dasarnya Lionel Messi mau mengalah dengan pemotongan gaji hingga 50 persen.
Baca Juga: [BREAKING] Lionel Messi Resmi Tinggalkan Barcelona
Namun, Barcelona tetap tidak bisa memenuhi menyeimbangkan neraca keuangan sesuai FFP Liga Spanyol karena beban gaji yang terlalu besar. Messi pun akhirnya harus berpisah dengan klub yang sudah dibela sejak 2003 itu.
Presiden La Liga Javier Tebas sempat mengungkapkan, kalau Barcelona sudah melebihi ambang batas pengeluaran gaji sebesar 40 persen. Oleh karena itu, Barca hanya bisa menginvestasikan uang yang didapat sebesar 25 persen. Artinya, jika mau memberikan kontrak baru kepada pemain, nilai kontraknya hanya boleh 25 persen dari setiap pemasukan.
Tebas juga menegaskan tidak akan memberikan kelonggaran lagi untuk Barca, meski menginginkan Messi bertahan di La Liga.
"Meskipun klub dan pemain mencapai kesepakatan dan niat jelas untuk menandatangani kontrak baru hari ini, tapi tidak dapat terjadi karena kendala finansial dan struktural," demikian pernyataan Barcelona dalam laman resminya.
Baca Juga: [VIDEO] Aksi Ajaib Lionel Messi di Barcelona
Dalam aturan pembatasan gaji yang diperbarui bulan lalu, ada penurunan ambang batas gaji dari 2,3 miliar euro, menjadi 2,2 miliar euro. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang menghantam keuangan klub. Jumlah tersebut kemudian dibagi ke beberapa klub La Liga.
Dikutip dari Thesportsgrail, Real Madrid mendapatkan jatah tertinggi dengan 473,34 juta euro. Sementara Barcelona, yang memiliki masalah finansial, memiliki batas pengeluaran maksimal 347 juta euro. Lalu Atletico Madrid 217 juta euro.
Angka itu ditetapkan berdasarkan uang yang bisa dihabiskan masing-masing klub untuk gaji pemain, pemain, asisten pelatih dan pelatih fisik, hingga aktivitas tambahan seperti pembelian pemain.
Semua itu dihitung dari perbedaan antara pendapatan biaya struktural dan pembayaran utang yang diharapkan sepanjang musim. Setiap tim menguraikan batas gaji yang harus dikeluarkan.
"Meskipun pendapatan berkurang 2 miliar euro, klub, terutama (klub) yang besar telah mampu bertahan dari krisis dengan mengetahui cara mengurangi pengeluaran. Sepak bola Spanyol sangat sanggup. Sudah bisa mengakses 700 juta (euro) pembiayaan di kedua kategori tersebut," kata Tebas.
Tolak Bantuan La Liga >>>
Bantuan La Liga
Sebenarnya Barcelona bisa saja kembali mengontrak Messi jika mereka menyetujui bantuan keuangan dari La Liga melalui CVC Capital Partners. Padahal, Barcelona bisa saja mendapatkan kucuran dana hingga 230 juta pounds.
Jika Barcelona menerima kesepakatan itu, maka mereka bisa mendapat cukup dana untuk mengontrak Lionel Messi dengan durasi lima tahun dan potongan gaji 50 persen. Namun, Barcelona membuat pernyataan resmi menolak pinjaman itu. Seperti yang dilakukan Real Madrid.
Pihak manajemen menilai, pinjaman tersebut justru akan meruugikan keuangan klub ke depannya. Lyall Thomas, jurnalis Sky Sports, menyebut kedua klub merasa bakal dirugikan atas kesepakatan itu secara jangka panjang.
"Barcelona – saat ini – menentang investasi CVC karena mereka tidak ingin menyerahkan pendapatan masa depan kepada perusahaan, bersama dengan Real Madrid," kata Lyall Thomas.
Kesepakatan itu diambil secara bulat oleh para direksi Barcelona. Tidak ada pertentangan atas keputusan menolak dana pinjaman tersebut.
Jika melihat kepentingan jangka pendek, maka Barcelona sangat diuntungkan dari pinjaman CVC. Akan tetapi, persyaratan yang ditetapkan sangat memberatkan bagi klub-klub besar seperti Real Madrid dan Barcelona.
CVC memang akan memberikan dana besar bagi Barcelona, juga Real Madrid. Namun, pada proses pengembalian pinjaman itu, ada klausul yang memberatkan. CVC akan mengambil 11 persen penghasilan hak siar klub setiap tahun.
Dan, proses pengambilan hak siar itu akan berlangsung selama 50 tahun!
Jadi, Barcelona merasa CVC menawarkan kesepakatan yang buruk. Sebab, Barcelona merasa mungkin nilai yang didapat dari CVC tidak sebanding dengan nilai yang harus mereka bayarkan karena durasi waktu pengembalian yang sangat panjang. Ini adalah proyek yang buruk jika dilihat dari proyek jangka panjang.
Baca Juga:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News