Fenomena Kevin Cordon di Tokyo: Pebulutangkis Guatemala Didikan Pelatih Indonesia

  • Arry
  • 3 Agt 2021 06:21
Kevin Cordon Pebulutangkis Asal Guatemala(bwf official/olympicscom)

Nama Kevin Cordon tiba-tiba mencuat di Olimpiade Tokyo 2020. Pebulutangkis asal Guatemala itu secara mengejutkan masuk 4 besar jajaran pebulutangkis top dunia.

Cordon yang saat ini menghuni ranking 59 dunia mampu melaju ke semifinal. Dia pun menjadi atlet Guatemala pertama yang mampu menembus semifinal olimpiade.

Di Olimpiade Tokyo 2020, Cordon tergabung di Grup C. Di fase grup ini, atlet berusia 34 tahun itu mengalahkan unggulan ke-8 asal Hong Kong, Angus Ng Ka Long. Dia pun mampu lolos ke babak 8 besar.

Kejutan kembali ditorehkan Cordon di babak perempat final saat menyingkirkan tunggal putra nomor satu Korea Selatan, Heo Kwang-hee. Kemenangan Cordon atas Heo Kwang-hee terbilang sebuah kejutan besar karena Kwang-hee adalah orang yang mengalahkan pebulu tanggal nomor satu dunia, Kento Momota, pada fase grup.

Namun, langkah Cordon harus terhenti di babak semifinal. Dia dikalahkan tunggal putra nomor dua dunia, Victor Axelsen. Belakangan, pebulutangkis Denmark itu yang meraih medali emas tunggal putra.

Cordon pun akhirnya harus berhadapan dengan pebulutangkis Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, untuk memperebutkan medali perunggu. Namun, lagi-lagi kisah Cinderella Cordon harus berakhir. Dia kalah dari Ginting dengan skor 21-11 dan 21-13. Cordon pun gagal mempersembahkan medali untuk Guatemala.

Meski kalah, Kevin Cordon tetap berbangga hati. Kini, dunia mengetahui kiprahnya di olahraga tepok bulu angsa ini. Dia pun mencatatkan namanya ke dalam buku sejarah Guatemala di Olimpiade.

Alasan Pilih Bulutangkis

Olimpiade Tokyo merupakan olimpiade keempat yang diikuti Kevin Cordon. Dia beralasan memilih bulutangkis karena ingin bermain di olimpiade.

"Alasan saya memilih bermain bulutangkis adalah karena Olimpiade. Saya mencapai impian saya di Beijing 2008, dan ini Olimpiade keempat saya," kata Cordon, dikutip dari laman resmi Olympic.

"Saya terus memiliki mimpi yang sama dan menikmatinya bahkan lebih dari sebelumnya," imbuh Cordon.

Adapun, Kevin Cordon telah meraih berbagai prestasi pada kejuaraan Pan American. Ia tercatat meraih medali emas tunggal putra Pan American Games 2011 dan 2015. Selain itu, medali emas Pan Am Championships juga pernah ia raih.

Sementara itu pada turnamen BWF International Challenge/Series, Kevin Cordon tercatat memenangi 38 gelar juara dan 16 kali menjadi runner-up.

 

Campur Tangan Pelatih Indonesia

Keberhasilan Kevin Cordon melaju ke semifinal Olimpiade Tokyo ini, ada peran pelatih asal Indonesia.

Ya, Kevin Cordon ternyata dilatih Muamar Qadafi, pelatih asal Solo. Hal ini diungkapkan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang Roedyanto. "Kevin Cordon menjadi pemain pertama dari PanAm Continental ke Quarterfinal. dia dilatih pelatih dari Indonesia. Kalau tidak salah namanya Khadafi," tulis pria yang akrab disapa Koh Rudy.

Beberapa pengamat bulutangkis Tanah Air mengutarakan bahwa sosok pelatih Cordon sebenarnya bernama Muamar Qadafi, seorang pelatih asal Solo. Meski begitu, di situs resmi Olympics, tertera nama pelatih Kevin Cordon adalah Jose Maria Solis yang sesama berasal dari Guatemala dan sudah menukanginya sejak 2004.

Berdasarkan situs Archy Sport, Solis bekerja dengan Qadafi sedari 2017 untuk melatih Kevin Cordon dan juga Nikte Sotomayor, pemain tunggal putri Guatemala. Keduanya merupakan wakil-wakil Guatemala di cabang bulutangkis dari total 22 atlet yang dikirim negara tersebut ke Tokyo 2020.

Lalu bagaimana perjalanan karier Muamar Qadafi hingga bisa melatih di Guatemala?

Dikutip dari situs Today in 24, Muamar Qadafi merupakan mantan pemain PB Djarum. Setelah kariernya sebagai pemain selesai, ia menjadi asisten teknis untuk tim lokal di Indonesia pada tahun 2000.

Perjalanan Qadafi sebagai pelatih di luar Indonesia dimulai pada tahun 2005. Qadafi melakukan lompatan besar dengan melatih tim bulutangkis Peru.

Berselang empat tahun kemudian, Qadafi menerima tawaran melatih tim bulutangkis Guatemala. Namun, sebelum ke Guatemala, ia pernah melatih tim bulutangkis lokal di Ekuador.

Kemudian di tahun 2017 Qadafi bekerjasama dengan Jose Maria Solis untuk melatih Kevin Cordon dan Nikte Sotomayor, pemain tunggal putri Guatemala.

Berkat tangan dinginnya, kini Kevin Cordon berhasil mencetak sejarah bagi dunia bulutangkis Guatemala. Ia menjadi atlet bulutangkis asal Guatemala pertama yang berhasil menembus semifinal.

Namun sayang, langkah anak asuhnya itu harus terhenti di babak semifinal dari Victor Axelsen. Kevin Cordon pun kembali kalah dari wakil Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, saat memperebutkan medali perunggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait