Mike Tyson sempat meninggal dunia usai mengisap racun kodok Toad Venom psikedelik. Legenda tinju dunia itu pun mengakui kematian adalah hal yang indah.
Dilansir dari NYPost, Mike Tyson mengakui racun kodok itu dia konsumsi sebagai obat psikedelik. Yakni untuk membantu menginspirasinya untuk kembali.
"Saya meninggal selama perjalanan pertama saya. Dalam perjalanan saya, saya telah melihat bahwa kematian itu indah. Hidup dan mati keduanya harus indah, tetapi kematian memiliki ekor yang buruk," kata Tyson kepada The Post at Wonderland.
"Saya melakukannya karena berani. Saya menggunakan obat-obatan berat seperti kokain, jadi mengapa tidak merasakan (Toad Venom)?" kata mantan juara dunia tinju kelas berat itu.
Tyson yang hadir dalam konferensi bagi penderita psikedelik, microdosing dan obat-obatan di Miami mengaku meninggal saat pertama kali mengonsumsi racun kodok berjenis Bufo Alvarius alias katak gurun sonora.
"Sebelum saya melakukannya, saya adalah seorang yang hancur. Lawan terberat yang pernah saya hadapi adalah diri saya sendiri. Saya memiliki harga diri yang rendah," kata pria berusia 55 tahun itu.
"Kodok telah mengajari saya bahwa saya tidak akan berada di sini selamanya. Ada tanggal kedaluwarsa," kata mantan petinju berjuluk Si Leher Beton itu.
"Ini dimensi lain. Sebelum saya memakai racun kodok, saya adalah bangkai kapal. Lawan terberat yang pernah saya hadapi adalah diri saya sendiri. Saya memiliki harga diri yang rendah. Orang dengan ego besar seringkali memiliki harga diri yang rendah. Kami menggunakan ego kami untuk mensubsidi itu. Katak itu melucuti ego," ujarnya.
Atas dasar itu Tyson pun membudidayakan kodok gurun itu di peternakannya di daerah Desert Hot Springs di Kalifornia Selatan.
"Saya berjuang untuk psikedelik menjadi obat yang bisa Anda beli tanpa resep."
Apa itu obat psikedelik?
Dilansir dari alodokter, obat psikedelik termasuk golongan obat yang dapat memicu halusinasi. Obat ini tergolong narkotika berbahaya karena berisiko tinggi untuk disalahgunakan.
Istilah obat psikedelik pertama kali dikemukakan psikiater bernama Humphry Osmond pada 1956. Humphry menyatakan obat tersebut dapat membawa gejala halusinasi dan perubahan mood pada orang yang menggunakan zat tertentu. Olehnya, zat tersebut dinamakan zat psikedelik.
Awalnya, obat psikedelik ini digunakan untuk mengobati berbagai gangguan mental, seperti depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan gangguan kecemasan. Namun, belakangan obat ini banyak disalahgunakan.
Di Indonesia, obat psikedelik masuk dalam golongan narkotika golongan I atau narkotika berisiko tinggi yang dapat menyebabkan kecanduan. Obat psikedelik ini juga masuk dalam golongan sebagai golongan obat psikotropika.
Baca Juga
- Jangan Lewatkan Gerhana Bulan Sebagian Hari Ini, Catat Waktu dan Cara Melihatnya
- Yana Hilang Misterius di Cadas Pangeran, Ini Kronologi Hingga Ditemukan
- Pesanan Burger Tak Sesuai Gambar, Pria Ini Gugat KFC Indonesia
- 10 Aturan PPKM Level 3 Natal-Tahun Baru: Dilarang Pesta Kembang Api
- ART Caplok 6 Sertifikat Tanah Keluarga Nirina Zubir Rp17 M, Begini Kronologinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News