Kota Semarang dikepung banjir dan tanah longsor. Bencana ini terjadi akibat cuaca ekstrem berupa hujan intensitas tinggi yang disertai angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah Ibu ota Jawa Tengah itu pada Rabu, 13 Maret 2024.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keyerangannya menjelaskan, wilayah dengan dampak cuaca ekstrem ini terpantau meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, melaporkan sejumlah titik wilayah Kota Semarang terendam banjir dengan tinggi muka air (TMA) antara 15-80 sentimeter (cm).
Adapun rincian wilayah yang terendam banjir meliputi:
- Jl. Gebanganom ± 70 - 80 cm
- Jl. Padi raya ± 50 - 60 cm
- Jl. Sendang indah Kelurahan Muktiharjo lor ± 15 cm
- Jl. Muktiharjo indah RW 15 Kelurahan Muktiharjo Kidul ± 15 - 20 cm
- Jl. Muktiharjo raya Kelurahan Muktiharjo Lor ± 30 - 70 cm
- Jl. Jodipati Kelurahan Krobokan ± 15 - 40 cm
- Wilayah RW 7 Kelurahan Kudu ± 15 - 20 cm
- Wilayah Kelurahan Tambakrejo ± 15 - 30 cm
- Jl. Raya Kaligawe (Depan RSI Sultan Agung - Bawah Tol) ± 20 - 50 cm
- Jl. Sidorejo 3 Kelurahan Sambirejo ± 20 - 30 cm
Selanjutnya, hasil laporan visual lainnya menunjukkan bahwa Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang juga meluap hingga airnya melimpas ke permukiman warga. Sistem pengendali banjir Kota Semarang yang berada di bagian timur ini mengalami penurunan kapasitas daya tampung debit air, terlebih setelah terjadi hujan dalam durasi yang cukup lama.
Tanah Longsor dan Angin Kencang
Di sisi lain, hasil kaji cepat sementara BPBD Kota Semarang, cuaca ekstrem tersebut juga memicu kejadian bencana lainnya seperti tanah longsor hingga angin kencang yang berdampak pada kerusakan bangunan rumah milik warga.
Adapun rincan dampak tanah longsor meliputi:
- Tanah longsor di wilayah Jl. Srikaton barat RT 2 RW 6 Kelurahan Purwoyoso
- Talud Longsor RT 1 RW 7 Kelurahan Sendangmulyo
- Talud Ambrol Ngaglik Lama RT 3 RW 5 Kelurahan Bendungan
- Tanah Longsor Jl. Jomblang Perbalan RT 1 RW 2 Kelurahan Candi
- Tanah Longsor Jl. Gombel Lama RT 5 RW 5 Kelurahan Tinjomoyo
- Longsor Lempongsari RT 6 RW 1 Kelurahan Lempongsari
- Longsor di rumah di Kampung Baru RT 1 RW 15 Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari
- Talud ambrol di Jl. Ngesti Waluyo Kelurahan Mlatibaru
- Talud belakang rumah longsor di Jalan Saputan Barat, RT 3 RW 13 Kelurahan Jomblang
- Longsor RT 04 RW 09 Kelurahan kembangarum
Kemudian untuk dampak dari angin kencang meliputi:
- Pohon tumbang menimpa rumah RT 1 RW 9 Kelurahan Sembungharjo
- Pohon tumbang di RT 1 RW 2 Kelurahan Candi
- Pohon tumbang di depan rumah pompa progo Kelurahan Mlatibaru
- Pohon tumbang menimpa rumah warga Karanggeneng RT 3 RW 2 Kelurahan Sumurrejo
- Pohon tumbang menimpa atap masjid Assajad RT 03 RW 01 Kelurahan Sendangguwo
- Pohon tumbang di RT 2 RW 9 Kelurahan Candi
- Atap ambrol di Jl Supriyadi Kalicari 2 RT 03 rw 04 Kelurahan Kalicari
- Atap depan rumah warga RT 06 RW 04 Kelurahan Kalicari
- Atap rumah warga roboh Wonodri Kopen III RT 05 RW 04 kel. Wonodri
- Atap rumah warga roboh di RW 1 Kelurahan Candi
- Atap rumah warga roboh RT 5 RW 3 kelurahan Randusari
Sementara menurut monitoring lanjutan prakiraan cuaca oleh BMKG, wilayah Kota Semarang dan sekitarnya masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem yang dapat memicu terjadinya rentetan kejadian bencana hidrometeorologi basah hingga beberapa hari ke depan.
Artikel lainnya: Habib Hasan bin Jafar Assegaf Meninggal Dunia, Ini Pesan dan Wasiat Terakhirnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News