Dirty Vote kini tengah jadi perbincangan. Film dokumenter ini menbuat geger masa tenang jelang Pilpres 2024 lantaran mengungkap dugaan kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2024.
Tiga ahli hukum tata negara yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari bergantian menguak deretan dugaan kecurangan Pemilu 2024 dalam film dokumenter Dirty Vote.
Zainal Arifin Mochtar alias Uceng adalah pakar hukum tata negara dari Universitas Gadjah Mada. Sementara Bivitri Susanti adalah ahli hukum tata negara sekaligus pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera. Sedangkan Feri Amsari adalah ahli hukum tata negara dari Universitas Andalas.
Film Dirty Vote tayang pertama kali di YouTube pada Minggu, 11 Februari 2024, pukul 11.11 WIB. Teaser film berdurasi 1 jam 57 menit ini sudah tersebar luas sejak Sabtu, 10 Februari.
"Jika Anda nonton film ini saya punya pesan sederhana, satu tolong jadikan film ini sebagai landasan untuk Anda melakukan penghukuman," kata Zainal Arifin Mochtar membuka film dokumenter Dirty Vote.
"Saya mau terlibat dalam film ini karena banyak orang yang akan makin paham, bahwa memang telah terjadi kecurangan yang luar biasa. Sehingga Pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja," tambah Bivitri.
Feri Amsari menambahkan, Dirty Vote ini akan memberikan pendidikan kepada masyarakat dan memperlihatkan bagaimana politisi mempermainkan publik untuk kepentingan mereka.
"Selain diajak oleh figur-figur yang saya hormati, tentu saja film ini dianggap akan mampu mendidik publik betapa curangnya Pemilu kita dan bagaimana politisi telah mempermainkan publik pemilih hanya untuk memenangkan kepentingan mereka," kata Feri Amsari.
Bivitri pun meminta agar kecurangan yang terjadi tidak boleh didiamkan saja. "Kecurangan ini jangan didiamkan atas nama kelancaran Pemilu," ujar lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu.
Dalam film Dirty Votes itu, Feri Amsari mengungkapkan kecurangan pemilu tidak didesain dalam semalam. Bahkan sudah dimlau tahun-tahun sebelumnya.
"Sebagian besar rencana kecurangan yang terstruktur sistematis dan masif untuk mengakali Pemilu ini sebenarnya disusun bersama dengan pihak-pihak lain. Mereka adalah kekuatan yang selama 10 tahun terakhir berkuasa bersama," katanya.
Bivitri menjelaskan, skenario kecurangan pemilu sebenarnya juga banyak diakukan rezim di sejumlah negara. Sehingga tidak perlu kepintaran atau kecerdasan untuk membuat skenario tersebut.
"Yang diperlukan cuma dua mental culas dan tahan malu," kata Bivitri.|
Artikel lainnya: Resmi Dilamar Anggota TNI, Ayu Ting Ting Perkenalkan Lettu Infantri Muhhamad Fardhana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News