Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo melontarkan kabar soal raibnya patung Soeharto, Sarwo Edhi Wibowo, dan AH Nasution di Museum Kostrad, Jakarta.
Tak hanya itu, Gatot juga menilai hilangnya patung Soeharto, Sarwo Edhi, dan AH Nasution merupakan tanda PKI sudah menyusup ke TNI.
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menanggapi isu yang dilontarkan seniiornya itu. Dudung mengaku sebagai anggota TNI tidak akan pernah melupakan peristiwa G302/PKI.
Baca Juga:
Gatot Nurmantyo Sebut Patung Soeharto-Nasution Raib, Ini Kata Kostrad
"Ketika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar," kata Dudung dalam keterangannya, Senin (27/9).
"Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," tambah dia.
"Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad.--Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman"
"Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa," tutur dia.
Dudung pun mamastikan foto-foto peristiwa G30S/PKI masih tersimpan di museum Kostrad. Tak hanya itu, sejumlah barang milik Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 juga masih tersimpang baik.
"Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean," ujarnya.
Klarifikasi Kostrad soal hilangnya patung Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edhi >>>
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News