Gatot Nurmantyo melontarkan isu soal komunis yang menyusup ke TNI. Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan itu memberi bukti dengan hilangnya patung Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edhi Wibowo di museum Kostrad.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memilih enggan berkomentar banyak soal pernyataan Gatot Nurmantyo.
"Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat. Dan sebenarnya masalah ini sudah diklarifikasi oleh institusi terkait," kata Hadi ketika dikonfirmasi wartawan pada Senin, 27 September 2021.
Hadi menilai, apa yang disampaikan seniornya itu adalah sebagai pengingat bagi para prajurit TNI saat ini. "Saya lebih menganggap statement tersebut sebagai suatu nasihat senior untuk kita sebagai Prajurit Aktif TNI. (Agar) senantiasa waspada, agar lembaran sejarah yang hitam tidak terjadi lagi," ujar Hadi.
Baca Juga:
Gatot Nurmantyo Sebut Patung Soeharto-Nasution Raib, Ini Kata Kostrad
Untuk diketahui, Gatot sebelumnya menyoroti hilangnya patung Mayjen Soeharto di Museum Dharma Bhakti di Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Selain Soeharto, Gatot juga mengungkapkan patung Sarwo Edhi Wibowo (yang dahulu memimpin pasukan Parako yang kini menjadi Kopassus) dan patung Jenderal AH Nasution hilang di museum itu.
Patung-patung itu berada di ruang diorama yang menggambarkan suasana pada tanggal 1 Oktober 1965 atau beberapa jam setelah para jenderal dan perwira TNI diculik anggota Cakrabirawa.
"Ini menunjukkan, mau tidak mau, kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G30S/PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus, dan Sarwo Edhi dan peran Jenderal Nasution dan peran KKO, jelas akan dihapuskan dan patung itu tidak ada. bersih," kata Gatot di sebuah diskusi dengan KAHMI seperti dikutip dari akun Youtube Kang Jana Tea.
"Ini berarti sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI," ujar Gatot.
Klarifikasi Kostrad soal hilangnya patung Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edhi >>>
Kostrad sudah klarifikasi soal hilangnya tiga patung tersebut.
1. Bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.
2. Pada Hari Senin, tanggal 30 Agustus 2021, Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution didampingi Kaskostrad dan Irkostrad bersilaturahmi kepada Pangkostrad yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut.
Baca Juga:
Firli Bahuri Percepat Pecat Novel Baswedan Cs, Giri: G30S TWK
3. Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9 Agustus 2011 s/d 13 Maret 2012) beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut.
4. Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk di bongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilahkan.
5. Bahwa tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI). Pembongkaran patung-patung murni keinginan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News