Seruan memboikot produk yang disebut pro Israel terus menggema beberapa hari terakhir. Salah satu produk yang terkena dampak adalah Starbucks.
Perusahaan pemilik jaringan gerai kopi terbesar di dunia asal Amerika Serikat itu disebut-sebut memiliki keterkaitan dan mendukung Israel secara finansial.
Hal tersebut juga diperkuat saat Starbucks menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, yang menyatakan dukungan ke Palestina. Gugatan dilayangkan lantaran serikat pekerja dianggap menyalahgunakan nama dan logo persahaan.
PT Mitra Adiperkasa atau MAP selaku perusahaan yang pemilik Starbucks di Indonesia, buka suara soal tudingan mendukung Israel. Perusahaan menegaskan pihaknya tidak mendukung berbagai tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan.
Baca juga
Beredar Daftar 121 Produk yang Disebut Dukung Israel, MUI Buka Suara
"Kami dengan tegas menyatakan tidak mendukung tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan, sepenuhnya mendukung usaha perdamaian di dunia," tulis Starbucks di laman resminya, dikutip Jumat, 17 November 2023.
"Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun," tulis Starbucks.
"Tidak. Ini sama sekali tidak benar (Starbucks pernah mengirimkan keuntungannya kepada pemerintah Israel atau IDF)," tegas pernyataan Starbucks.
Baca juga
Tagar #TolakDanoneAqua Ramai di Media sosial, Danone Buka Suara
"Melihat situasi global yang terjadi saat ini, Starbucks Indonesia turut berduka cita dan menyatakan simpati yang terdalam bagi mereka yang menjadi korban, terluka, terlantar, dan terkena dampak akibat aksi yang keji," tulis Starbucks.
Untuk diketahi, Starbucks memiliki lebih dari 37.000 gerai yang tersebar di 85 negara sampai dengan paruh pertama 2023. Namun, Starbucks tidak beroperasi di Israel.
Artikel lainnya: Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Kalah Telak 1-5 Kontra Irak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News