Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti sistem demokrasi di pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, sistem demokraasi mengalami permasalahan lebih cepat dibanding presiden sebelumnya.
Menurut JK, kepemimpinan yang dmeokratis di Indonesia umumnya dapat berjalan selama 10 tahun. Namun belum genap 10 tahuh kini demokrasi sudah bermasalah.
"Lebih cepatnya terjadi sekarang ini, belum 10 tahun sudah bermasalah demokrasi kita di Indonesia ini dengan segala macam masalahnya," kata JK di Jakarta, Rabu, 15 November 2023.
Menurut jK, demokrasi Indonesia sudah berjalan baik pada pemerintahan Jokowi pertama 2014-2019. JK mengklaim mengetahui hal tersebut lantaran dia adalah wakil presiden saat itu.
Baca juga
Daftar Keluarga Jokowi yang Jadi Pejabat: Gibran Hingga Ketua MK Anwar Usman
"Pak Jokowi bagus pertamanya, bukan karena saya ada di situ, saya tahu betul tidak ada masalah. Tapi setelah 10 tahun, ah, seperti tadi dikatakan (demokrasi mulai bermasalah)," ujarnya.
"Karena itu benarlah konstitusi, harus 10 tahun saja pemimpin itu, jangan lebih," kata JK.
JK merinci permasalahan yang muncul adalah adanya praktik dinasti politik dan nepotisme. Menurutnya, permasalahan tersebut muncul lebih cepat di era Jokowi.
Baca juga
PDIP Klaim Kaesang Maju Pilkada Depok Bukan Dinasti Politik Jokowi, Sudah Beda KK
JK membandingkan dengan era Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto. Menurutnya, dalam 10 tahun pemerintahan awalnya, mereka tidak melakukan praktik politik dinasti dengan menempatkan anak-anaknya ke tampuk kekuasaan.
Namun pada era Jokowi, ada permasalahan saat Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, diorbitkan menjadi cawapres. Bahkan sampai mengubah syarat umur dalam UU Pemilu melalui putusan Mahkamah Konstitusi yang kontroversial.
"Walaupun Tutut (Siti Hardijanti Rukmana, anak Suharto) menteri sosial beberapa bulan, tapi tidak berarti (politik dinasti), hanya menteri saja, tidak mau tampuk kekuasaan," ujar dia.
Artikel lainnya: Kawasan JIS Banjir Usai Laga Piala Dunia U-17, Ini Pembelaan Pj Gubernur Heru Budi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News