Terduga pelaku penganiayaan terhadap Dini Sera Afrianti alias Andini, 29 tahun, telah diketahui. Dia adalah Ronald Tannur yang disebut sebagai anak anggota DPR.
Ketua Fraksi PKB DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, membenarkan, Ronald Tannur adalah anak dari Edward Tannur, anggota DPR Fraksi PKB.
"Kami telah mengkonfirmasi kepada anggota Fraksi PKB DPR RI atas nama Edward Tannur dan beliau membenarkan R (Ronald) adalah putranya," kata Cucun kepada wartawan Jumat, 6 Oktober 2023.
Cucun pun mengutukkeras tindakan yang diduga dilakukan Ronald yang menyebabkan Dini meninggal dunia.
Baca juga
Dini Dianiaya Hingga Dibunuh Anak Anggota DPR, Ini Kronologi dan Fakta yang Terungkap
"Kami mengutuk keras tindakan pelaku karena melakukan tindakan kekerasan yang berujung kepada meninggalnya korban," ucapnya.
"Bagi Fraksi PKB tindakan kekerasan terhadap sesama sama sekali tidak dibenarkan. Apalagi ini kepada seorang perempuan," tutup anggota Komisi III DPR itu.
Dini tewas usai berkaraoke dengan R di Blackhole KTV, Surabaya, pada Rabu, 4 Oktober 2023 dini hari. Sebelum tewas, dia diduga dianiaya terlebih dahulu oleh kekasihnya itu.
Dini ditemukan dengan tubuh penuh luka. Selain itu di bagian tangan dan kaki ditemukan luka lebam dan luka bekas lindasan ban mobil.
Selanjutnya kronologi penganiayaan hingga menewaskan Dini versi pengacara >>>
Kuasa hukum Dini, Dimas Yemahura menjelaskan, peristiwa ini terjadi pada 4 Oktober 2023 dini hari WIB.
"Antara R dengan Dini ini datang ke Blackhole KTV, di sana menurut infonya, ada perselisihan kecil saja, namun di Blackhole KTV itu sudah terjadi penganiayaan atau dugaan penganiayaan berat kepada Andini ini dan terbukti pada saat itu saudari Andini tergeletak di basement dan direkam R," ungkap Dimas.
Saat itu R tidak langsung menyelamatkan korban. Namun malah divideokan dan ditertawakan.
"Terkapar, namun oleh si terlapor ini, saudara R itu malah divideo, ditertawakan dan dia menyampaikan kepada sekuriti bagian keamanan di basement parkir, dia bilang 'nggak tahu dia kena apa, tiba-tiba tidur di situ'," ungkap Dimas menirukan ucapan R.
Dimas juga menduga Dini sempat dilindas ban hingga dimasukkan bagasi mobil milik R. Pelakupun diduga hendak meninggalkan Dini.
"Dan indikasi dia akan meninggalkan si korban saudara D itu yang terkapar di basement itu, ditinggal pergi," ujar Dimas.
"Bahkan si korban ini lengannya terinjak, ada bekas ban. Tangan sebelah kanan kalau nggak salah. Ada bekasnya kok," ujar Dimas.
"Bukannya dilakukan penyelamatan awal, preventif untuk menyelamatkan nyawa si korban Dini ini, malah oleh petugas keamanan dibiarkan saudara R ini. Si terlapor ini memasukkan korban dalam bagasi bagian belakang mobilnya," ungkap Dimas.
"Fakta yang ada saudari Andini oleh R ini dibawa ke Apartemen Orchard, di sanalah kondisinya semakin jelek artinya sudah tidak ada nafas, baru kemudian saudara R ini berinisiatif membawa ke rumah sakit dan menunjukkan kepada sekuriti di Orchard," beber Dimas.
"Keterangan dari tim RS itu meninggal 45 atau 30 menit yang lalu sebelum sampai di RS, saya hitung jaraknya ini Andini sudah meninggal pada waktu perjalanan dari Blackhole ke (apartemen) Orchad, bisa jadi saat sudah dimasukkan ke bagasi belakang tentunya di sana bukan kompartemen yang benar untuk menaruh seseorang dalam keadaan kritis," tandas Dimas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News