Kasus I Wayan Mirna Salihin yang tewas usai menenggak kopi bercampur sianida kembali mencuat. Ahli forensik Reza Indragiri pun mengungkapkan kejanggalan dalam kasus yang membuat Jessica Wongso harus mendekam 20 tahun di penjara itu.
Kasus ini terjadi pada 2016. Namun kini kasus itu kembali dibicarakan usai hadirnya film dokumenter berjudul "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso", yang tayang di Netflix.
Dalam film dokumenter itu, sosok Reza Indragiri muncul di akhir-akhir tayangan. Dia pun mengungkapkan hal yang mengejutkan, mulai keanehan autopsi hingga guyuran uang.
“Ada ahli yang coba memberikan label, ‘Wah ini memang orang jahat, memang kriminal sejati’, dengan cara apa? Melihat bentuk hidung, atau dengan bentuk muka. Itu teori usang."
Baca juga
Teori Konspirasi di Balik Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso-Mirna Salihin
"Sampai sekarang, hanya pada kasus si Mirna, ada pihak tertentu yang sampai kemudian menelepon saya dan meminta saya untuk berhenti bicara. Ada pihak tertentu yang memasukkan uang ke dalam tas saya, maka saya tafsirkan hal itu merupakan sebuah cara agar saya tidak banyak bicara dalam kasus ini/"
"Kalau saya notabenenya orang biasa yang tidak punya sangkut paut dengan kasus ini, kenapa orang itu mau kasih saya uang? Saya khawatir bahwa ke otoritas penegak hukum, justru pihak ini yang tidak bertanggung jawab, juga ngasih uang, dalam jumlah yang lebih besar. Kekhawatiran yang seperti itu.”
Dalam film Icce Cold itu, Reza Indragiri tidak mengungkapkan siapa sosok yang memberinya uang. Namun hal ini membuat kasus kopi sianida kembali memanas.
Selanjutnya sosok Reza Indragiri >>>
Reza Indragiri merupakan ahli psikologi forensi yang kerap dipakai jasanya dalam sejumlah kasus kriminal. Pria bernama asli Reza Indragiri Amriel, S.Psi., M.Crim lahir pada 19 Desember 1974.
Selain ahli psikologi, Reza Indragiri merupakan konsultan sumber daya manusia dan dosen. Dia juga diketahui sebagai orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Master Psikologi Forensik.
Reza Indragiri merupakan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dia kemudian mendapat beasiswa di Universitas Melbourne, Australia.
Pada 2003 Reza Indragiri mengawali kariernya sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Jakarta. Kemudian pada 2004, Reza menjadi dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Pendapat Reza Indragiri kerap ditunggu dalam setiap kasus kriminal. Kasus-kasus yang pernah dia bedah seperti kasus pembunuhan Brigadir Yosua dengan tersangka Ferdy Sambo hingga kasus kepemilikan narkoba dengan tersangka mantan Kapolda Sumatera Barat Teddy Minahasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
