Pemakaman kuno bermunculan di Waduk Gajah Mungkur. Fenomena itu terjadi saat debit air waduk yang berada di Wonogiri, Jawa Tengah itu menyusut.
Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Wonogiri, Dennys Pradita, menjelaskan, kompleks pemakaman itu dulunya adalah sebuah pemukiman warga. Masyarakat di lokasi tersebut dipindahkan ke Sumatera pada 1970-an dalam angka pembangunan Waduk Gajah Mungkur.
"Warga dipindahkan tapi makamnya tetap di situ. Makam 1970 akhir baru ditinggalkan (warga), bedol. Jadi bukan makam kuno banget sebenarnya. Kisaran 1970-an itu," kata Dennys.
Menurutnya, saat itu ada puluhan desa yang warganya dipindahkan. Dan tiap desa memiliki pemakaman umum.
"Ada puluhan (lokasi makam yang muncul), yang nampak bisa dilihat dari bulannya dan saat air surut. Dulu kan ada bekas permukiman, area pertanian, sungai dan fasilitas umum. Ada puluhan desa yang tenggelam," jelas dia.
Dennys menjelaskan, lokasi makam kuno ini dapat ditemui di Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan Eromoko, Kecamatan Baturetno, dan Kecamatan Nguntoronadi.
"Akhirnya ada proyek pembangunan WGM itu yang menyebabkan banyak warga yang pindah. Jadi pemukiman lama. Pembangunan WGM itu juga salah satunya karena ada banjir 1966," kata Dennys.
Dennys juga menjelaskan, pemakaman kuno itu juga terlihat unik. Sebab, meski terendam air waduk, bebatuan makam-makam itu berwarna putih.
Hal ini disebabkan karena wilayah Wonogiri bagian selatan banyak terdapat batuan kapur. Bebatuan itu pun juga banyak dimanfaatkan warga untuk mendirikan rumah atau bangunan lainnya.
"Pada periode (1970-an) itu batuan kapur banyak dimanfaatkan warga. Biasanya memang (kijing) pakai batu putih, batuan kapur. Kalau sekarang (kijing) banyak yang menggunakan semen," kata Dennys.
Artikel lainnya: Fakta Terbongkarnya Pesta Sensual di Apartemen: Pasutri Jadi Panitia, Tarif Rp1 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News