Altafasalya Ardnika Basya telah menjadi tersangka usai membunuh adik kelasnya di Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Rusia Universitas Indonesia, Muhammad Naufal Zidan. Utang puluhan juta membuat Altaf nekat membunuh Naufal.
Saat dihadirkan ke publik saat penetapan tersangka, Altafasalya mengaku menyesal atas perbuatannya. Dia juga meminta maaf kepada keluarga korban.
"Ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada Ibu korban, Bapak korban, keluarga korban, kerabat-kerabat korban, teman-teman, pihak-pihak yang dirugikan, dan semua orang yang sudah saya kecewakan, saya akan menjalankan hukuman ini dan menerima konsekuensinya dengan kooperatif," kata Altafasalya.
Altaf membunuh Naufal di kamar kosnya di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat, pada Rabu, 2 Agustus 2023, sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca juga
6 Fakta Pembunuhan Zidan, Mahasiswa UI yang Dibunuh Seniornya: Kronologi Hingga Motif
Berikut deretan pengakuan terbaru Altafasalya usai membunuh Naufal:
1. Terjerat utang pinjol Rp80 juta
Wakasatreskrim Polres Metro Depok AKP Nirwan Pohan, mengungkapkan, Altafasalya mengaku mengalami kerugian investasi online kripto. Akibat kerugian itu, dia banyak melakukan pinjaman online alias pinjol.
"Bahkan ke korban pun sempat dia pinjam uang, tapi sudah dikembalikan," kata Nirwan.
"Karena dia didesak oleh utang itu, sehingga dia terpikir bahwa ingin menguasai barang-barang korban untuk menyelesaikan utangnya," sambungnya.
Pelaku melihat korban lebih berhasil dalam investasi kripto. Sedangkan dia mengalami kerugian terus menerus.
"Iri mungkin bisa jadi ada, kan pengakuan si pelaku, tahun sebelumnya dia juga berhasil, dapat untung [dari kripto]. Namun di tahun ini sejak Januari, dia rugi terus, rugi terus," kata Nirwan.
Akhirnya Altaf berniat mengambil barang korban hingga menghabisi nyawanya. Tersangka sempat mengambil laptop Macbook, hp, hingga ATM. Bahkan Altaf sempat mencoba menguras rekening korban melalui ATM. Namun kartu itu diblokir lantaran beberapa kali salah meamsukkan nomor PIN.
Baca juga
Kronologi Mahasiswa UI Dibunuh Senior: Cincin Tertelan Korban
2. Hopeless punya utang banyak
Altafasalya Ardnika Basya mengungkap alasan membunuh adik tingkatnya, Naufal Zidan.
“Saya sudah hopeless, saya sudah enggak nemu jalan yang terang untuk menyelesaikan masalah saya sendiri. Saya coba berbagai cara, terakhir ini (membunuh korban),” kata Altafasalya.
“Saya tidak ada masalah dengan korban, tidak ada dendam karena saya sudah putus asa juga, rencana baru muncul pas saya nganter pulang di hari Rabu sebelum kejadian,” tuturnya.
"Total kerugian saya ada Rp 80 juta di aset kripto saya," ujar Altafasalya.
Altaf sempat meminjam Rp200 ribu ke Naufal yang kemudian dikembalikannya. Namun, ia juga meminjam ke pinjol dan pihak lain dengan nilai Rp 15 juta.
"Untuk pinjol, sedikit, Rp 3 juta," ujar dia.
"Saya mencoba menyelesaikan masalah saya sendiri berbagai cara, dari cara-cara yang bener sampai terakhir ini yang merugikan banyak orang," papar dia.
Selanjutnya >>>
3. Siapkan pisau di jok motor
Pada hari kejadian, Altafasalya mengantarkan Zidan ke kosnya di Beji, Depok, dengan menggunakan motornya. Setibanya di lokasi, korban turun menuju kamarnya. Pelaku sempat ke motor untuk mengambil pisau yang telah dia persiapkan dan kemudian disembunyikannya di kantong celana.
Altafasalya mengklaim pisau itu sudah lama berada di jok motornya. "Saya sudah taruh di situ lama karena di Kukusan banyak begal," ujar dia.
"Saya tidak ada masalah dengan korban, tidak ada masalah pribadi, tidak ada dendam karena saya sudah putus asa juga, itu rencana baru muncul pas saya nganter pulang di hari Rabu sebelum kejadian," ungkap dia.
Sempat terjadi perkelahian antara korban dan pelaku. Pelaku sempat mendorong korban yang juga sempat menggigit jarinya. Hal itu membuat cincin pelaku tertelan korban dan nyangkut di tenggorokan.
Setelah itu, pelaku menusuk korban hingga 10 kali. "Saya enggak tahu di situ saya gelap," ucapnya.
Baca juga
Zidan Mahasiswa FIB UI Tewas Dibunuh Seniornya, Mayatnya Dibungkus Plastik
4. Sempat ingin hilangkan jejak
Usai membunuh korban, Altafasalya sempat meninggalkan kamar kos tersebut. Dia baru kembali keesokan harinya pada 3 Agustus dengan membawa plastik hitam (trash bag) beserta kapur barus untuk menghilangkan bau amis.
"Pelaku datang lagi ke kosan, merapikan, mengepel darah-darah yang ada di kosan itu, si korban diikat tangannya, dilakban, kakinya dilakban, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam, lalu diikat lagi jadi seperti pocong, lalu disimpan di kolong tempat tidur. Setelah itu baru pelaku pergi," kata AKP Nirwan.
"Rencananya mayat ini akan dikuburkan makanya dibungkus dengan kantong itu. Namun pelaku bingung bagaimana caranya menguburkannya, lalu bagaimana mengeluarkan mayat dari dalam kosan, akhirnya pelaku seperti biasa berkeliaran di situ," sambungnya.
5. Dihantui Korban
Usai membunuh Naufal, Altafasalya mengaku didatangi korban. Dia juga sempat mimpi ditangkap.
"Saya sangat percaya mimpi itu adalah pertanda, beberapa waktu lalu saya pernah mimpi ditangkap. Setelah kejadian, saya mimpi dibunuh sama korban dan disaksikan banyak orang," kata Altaf.
Selain itu, Altaf juga mengaku sempat terpikir untuk bunuh diri usai kejadian tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News