Gerakan 30 September TWK
Pemecatan yang tiba-tiba ini mengagetkan para pegawai KPK itu. Sebab, rencana semula mereka bakal diberhentikan mulai 1 November 2021.
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan, kecewa atas keputusan itu. Karena kerja kerasnya memberantas korupsi hingga mengalami cacat mata, dibayar dengan pemecatan.
"Tapi kami berupaya memberantas korupsi yang sungguh-sungguh ternyata justru kami yang diberantas. Tentu ini kesedihan yang serius saya kira ini juga dirasakan seluruh rakyat Indonesia," kata Novel.
"Kami akan selalu sampaikan bahwa setiap langkah yang kami lakukan, kami sadar dengan segala risikonya dan kami akan berbuat sebaik-sebaiknya. Setidaknya sejarah akan mencatat kami berbuat baik," ujarnya.
"Kalaupun ternyata, negara memilih atau pimpinan KPK dibiarkan untuk tidak dikoreksi perilakunya melanggar hukum, masalahnya bukan karena kami," lanjutnya.
"Ketika KPK dipimpin oleh orang yang berani melanggar hukum yang berani menantang hukum, saya bisa menduga setidak-tidaknya berani di atas pemerintah, ini suatu hal yang luar biasa. Bagaimana mungkin ada penegak hukum yang bisa kita harapkan, ketika yang bersangkutan adalah orang yang berani melawan hukum," katanya.
"Itu kesedihan yang luar biasa. Kami adalah orang-orang yang memilih jalan untuk berjuang di KPK, jalan untuk memberantas korupsi dengan sungguh-sungguh, masalah korupsi masalah yang serius, penting dan sensitif," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi nonaktif KPK, Giri Suprapdiono, mengistilahkan pemecatan pada 30 September itu sebagai G30S TWK.
“Hari ini kami dapat SK (surat keputusan) dari pimpinan KPK. Mereka memecat kami! Berlaku 30 September 2021,” kata Giri melalui akun Twitter miliknya.
“Layaknya mereka ingin terburu-buru mendahului Presiden sebagai kepala pemerintahan,” ujar Giri.
"Memilih 30 September sebaga sebuah kesengajaan. Mengingatkan sebuah gerakan yang jahat dan kejam," kata dia.
Selama ini G30S menjadi sejarah kelam bangsa Indonesia karena pada tanggal itu pada tahun 1965 terjadi peristiwa saat tujuh perwira terbaik TNI dibunuh secara keji. Sehingga lahirlah yang disebut G30S PKI.
PKI disebut-sebut berada di belakang pembunuhan tersebut. Mereka menyebut para jenderal tersebut akan melakukan makar ke Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News