Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia atau MUI, Amirsyah Tambunan, menyesalkan para publik figur yang menyindir santri penghapal Alquran menutup telinga saat musik diputar di tempat vaksinasi.
"Saya menyesalkan terjadinya olok-mengolok, dan meminta agar semua pihak, berhentilah mengolok-olok kepada sesama. Sikap olok mengolok merupakan cermin budaya yang tidak terpuji," kata Amirsyah dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, tindakan mencela atau merendahkan orang lain karena perbedaan adalah hal yang tidak terpuji. "Salah satu sifat tercela adalah mengolok-olok sesama manusia, baik karena faktor etnis, suku maupun karena agama," ujarnya.
Baca Juga:
Viral Stafsus Presiden Nyinyir Santri Penghapal Quran Tutup Kuping
Amirsyah mengutip ayat Al-Hujurot ayat 11 yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik."
Yenny Wahid pun ikut berkomentar soal banyaknya kritikan yang ditujukan kepada santri Ma'had Tahfidz Quran. Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu memiliki dua catatan terkait video tersebut.
1. Saya senang para gurunya mengatur agar mereka divaksinasi. Dengan divaksin, mereka bukan saja melindungi dirinya tetapi juga orang-orang disekelilingnya dari ancaman covid 19.
2. Menghafal Quran bukan pekerjaan yang mudah. kawan baik saya, Gus Fatir dari pesantren @ponpespi_alkenaniyah belajar menghafal AlQuran sejak usia 5 th. Beliau mengatakan bahwa memang dibutuhkan suasana tenang dan hening agar lebih bisa berkonsentrasi dalam upaya menghafal Quran. Jadi kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Quran dan diminta untuk tidak mendengar musik, itu bukanlah indikator bahwa mereka radikal.
Komentar Yenny Wahid soal santri tutup kuping
"Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dll," tulis Yenny dalam akun Instagramnya.
"Menyematkan label pada orang lain hanya akan membuat masyarakat terbelah. Mari kita belajar untuk lebih saling mengerti satu sama lain, dan itu bisa dimulai dengan memahami dan menerima bahwa nilai yang kita anut tidak perlu sama untuk bisa tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia," tulisnya lagi.
"Buat adik-adik ma'had tahfidz, semangat terus ya dalam upaya menghafal Alquran. Semoga Allah SWT memberikan barokah berlimpah untuk kalian semua," tutupnya.
Hidayat Nur Wahid: Ngaji Lagi Yuk >>>
Hidayat Nur Wahid: Ngaji Lagi Yuk
Sementara itu politisi Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid alias HNW meminta agar tidak mempermasalahkan apa yang dilakukan oleh para santri tersebut.
"Mestinya fokus pada vaksinasinya. Santri-santri tahfidh ini sudah mau ikuti program vaksinasi dari pemerintah. Apa pemerintah melarang tutup kuping? Dalam fiqih sunni ada yang larang denger musik ada yang bolehkan. Ngaji lagi yuk dengar penjelasan Wasekjen MUI," ujar HNW.
Baca Juga:
Apakah Bermain dan Dengarkan Musik Haram? Ini Pandangan Dalam Islam
Sedangkan Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A., Ph.D, dosen Fakultas Hukum Universitas Monash menilai tindakan para santri itu adalah hal yang wajar.
"Justru di sana terlihat toleransi ustad dan santri untuk memilih menutup telinga & menjaga diri ketimbang memaksakan paham mereka dengan cara kekerasan," tulis Nadir lewat akun Twitter-nya @na_dirs.
“Bukankah esensi toleransi ada di sana? Jadi jangan buru-buru mengaitkan mereka dengan paham Islam garis keras hanya karena mereka berbeda pemahaman,” ujar Gus Nadir.
Gus Nadir pun menjelaskan, di kalangan ulama atau ahli agama pun ada perbedaan pendapat pendapat bahwa mendengarkan musik haram dan dapat menghilangkan hafalan Alquran.
"Ulama yang bilang haram juga punya dasar rujukan. Pada titik ini ya kita saling hormat saja terhadap pilihan yang berbeda," jelas Gus Nadir.
"Bagi yang bilang haram, mendengarkannya (musik) dianggap berdosa & bisa membuat hafalan Quran menjadi lupa. Bagi yang bilang boleh, mendengarkan musik dapat melalaikan untuk murajaah (mengulang hafalan)," lanjutnya.
Baca Juga:
Hukum Berhubungan Seks Lewat Anal: Haram dalam Islam
Dokter Teror Oles Sperma ke Makanan Jadi Tersangka, Ini Motifnya
5 Fakta Hilangnya Deposito Rp45 Miliar Milik Adik Eks Wakapolri
Mau Nonton di Bioskop? Patuhi 6 Aturan Ini!
6 Doa Saat Turun Hujan yang Bisa Diamalkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News