Seorang bocah berusia 3 tahun asal Samarinda, Kalimantan Timur, positif narkoba. Hal itu diketahui usai dia meminum air yang diberikan tetangganya.
Akibatnya, bocah tersebut mengalami halusinasi, hiperaktif dan tidak bisa tidur selama dua hari hingga dikira kesurupan.
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur, Rina Zainun, mengungkapkan kronologi bocah tersebut positif narkoba. Hal ini bermula saat korban dan ibunya datang ke rumah tetangganya di Kecamatan Sungai Pinang pada Selasa, 7 Juni 2023.
"Anaknya itu kan kehausan, sama tetangganya ini diambilkan lah air minum di dalam botol yang isinya sudah setengah," kata Rina Zainun.
Setelah kembali ke rumah, kelakuan bocah tersebut berubah. Balita itu tidak bisa tidur. Selain itu, dia juga terus mengoceh seperti sedang berhalusinasi.
"Gejalanya itu dia aktif, tidak mau diam, mulutnya ngoceh terus dan tidak mau tidur. Awalnya ibunya mikir anak ini kesurupan," ujarnya.
Rina kemudian meminta agar orang tua bocah tersebut melakukan tes urin. Sang bocah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di Samarinda pada Rabu malam, 8 Juni untuk melakukan tes urin.
"Rabu malam saya koordinasi dengan Kabid Keperawatan Rumah Sakit Jiwa. Akhirnya diarahkan periksa air kencing, satu jam setelah itu hasilnya keluar ternyata positif metamfetamin (narkoba)," ungkapnya.
Usai dinyatakan positif narkoba, bocah itu langsung dibawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, guna menjalani perawatan.
"Di rumah sakit umum diambil tindakan opname karena dari pihak medis khawatir tentang kesehatan anak ini karena organ tubuh dipaksa untuk begadang dan tidak makan," jelasnya.
Selanjutnya >>>
N akhirnya menjalani rawat inap selama empat hari di rumah sakit. Kini kondisinya berangsur membaik.
"Kalau aktifnya masih, geraknya aktif, kalau untuk tidur sudah bisa tidur karena di rumah sakit diberikan obat. Makan dan minum juga sudah bisa," ujarnya.
"Kemarin dia masih ngoceh-ngoceh sendiri enggak nyambung tapi sekarang diajak ngobrol nyambung," jelasnya.
Rencananya, bocah itu akan kembali dibawa ke ruah sakit untuk memeriksa kondisi perutnya.
"Senin mau kontrol di rumah sakit untuk cek, dan dilakukan rontgen bagian perutnya," tuturnya.
"Tapi enggak tau nanti pada saat di rumah entar malam, karena tidak ada infus dan suntikan, kita liat aja malam ini bagaimana bisa tidur normal apa tidak," katanya.
Terkait kejadian ini, ibu korban melaporkan kejadian yang dialami anaknya itu ke polisi.
"Kita sudah buat laporan dan sudah dapat bukti tanda lapor," ujar Rina.
"Untuk korban ini (kemarin) sudah pulang dari rumah sakit dan saat ini ikut bersama kami ke Polresta. Untuk Ibu korban saat ini juga sudah di BAP, jadi kita tunggu perkembangan dari pihak kepolisian seperti apa," tuturnya.
"Kami bicara di sini jelas ada korban anak di sini dan ada buktinya hasil urine. Ada kelalaian yang dilakukan orang dewasa yang menyebabkan adanya korban itu yang membuat kami harus bertindak," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News