Politisi Malaysia Lim Kit Siang mempertanyakan kinerja pemerintahan soal penanganan kasus Covid-19. Menurut pempimpin Partai Aksi Demokratik itu, penanganan Covid di Indonesia bahkan lebih baik dibanding negaranya.
Menurutnya, kasus covid di Indonesia bisa turun lebih cepat. Sementara di Malaysia kasus corona terus menanjak dan masih di atas 19 ribuan kasus.
Berdasarkan data per 5 September 2021, Malaysia mencatat kenaikan 20.396 kasus positif. Dalam satu pekan terakhir, total pasien positif tercatat mencapai 138.746 orang.
Sedangkan di Indonesia, pada 5 September 2021, ada penambahan 5.403 kasus positif. Dan selama satu minggu terakhir, jumlah pasien positif bertambah 55.189 orang.
"Bisakah menteri kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan mengapa selama 16 hari berturut-turut, Indonesia telah mengurangi kasus baru COVID-19 hariannya menjadi kurang dari Malaysia bahkan kurang dari setengah seperti kemarin 8.955 kasus menjadi 20.988 kasus Malaysia?" kata Lim Kit dikutip dari Malaymail.
Baca Juga:
PPKM Level 3 Diperpanjang, Kini Boleh Makan di Tempat Hingga 1 Jam
"Ini bukan mencari-cari kesalahan, tetapi mencari cara untuk meningkatkan penanganan kita terhadap pandemi COVID-19 sehingga memenangkan perang melawannya," tambah pemimpin DAP itu.
Lim pun menilai Malaysia menjadi salah satu negara terburuk dalam penanganan Covid-19. Karena saat ini kasus baru per satu juta penduduk masih berada di angka 572,43. Sedangkan Indonesia sudah berada di angka 37,40.
Tanggapan Indonesia >>>
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan, langkah pemerintah dalam menurunkan kasus positif Covid-19 adalah adanya dukungan dan kerjasama antar pemerintah dan masyarakat.
Selain itu, kebijakan PPKM juga dinilai sebagai keputusan yang menjadi faktor dalam penurunan kasus di Indonesia.
"Dengan pelaksanaan kebijakan PPKM dan dukungan masyarakat terhadap upaya bersama untuk menerapkan PPKM menjadi kunci kita bisa menurunkan laju penularan," kata Siti Nadia tarmizi.
"Juga percepatan vaksinasi, termasuk dukungan masyarakat untuk vaksinasi sehingga tidak banyak penolakan terhadap vaksinasi," ujarnya.
Baca Juga:
Langgar PPKM Level 3, Holywings Kemang Ditutup Satpol PP
Hal senada disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito. Menurutnya, penurunan kasus positif Covid-19 merupakan hasil kontribusi banyak pihak.
"Selain itu, koordinasi yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah juga terus terjalin sehingga kebijakan di tingkat nasional dapat dijalankan dengan baik hingga di daerah," ucap Wiku.
Namun, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, DIcky Budiman, menyatakan, penurunan kasus harian Covid-19 di Indonesia masih belum valid. Hal ini lantaran jumlah testing yang masih rendah.
Menurutnya, jumlah testing pun masih didominasi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. "Kontribusi testing masih lebih banyak dari Jabodetabek. Maka kalau Jabodetabek turun, ya nasional juga turun karena dominasinya di situ," kata Dicky dikutip dari suara.com.
Menurut Dicky, penurunan paparan infeksi Covid-19 juga masih belum ideal lantaran program 3T yakni testing, tracing, dan treatment juga masih rendah.
Indonesia pun dinilai berpotensi mengalami lonjakan pada gelombang ketiga pada Oktober 2021.
Jumlah Tes Indonesia Kalah Jauh Dibanding Malaysia >>>
Jika dilihat data dari Worldometer per 7 September 2021, jumlah kasus aktif Indonesia saat ini mencapai 146.271 kasus. Sementara Malaysia mencapai 252.668 kasus.
Sementara jumlah warga yang sudah dites di Indonesia sebanyak 33.389.390 orang dari total populasi 276 juta orang. Sedangkan 23.548.522 dari 32.855.036 jumlah penduduk Malaysia sudah dites Covid-19.
Dengan data tersebut, Indonesia hanya mencatat 120.567 tes per 1 juta penduduk. Dibanding Malaysia yang lima kali lebih tinggi yakni 716.740 tes per 1 juta penduduk. Jumlah ini menunjukkan hal yang sangat berbeda di dua negara tersebut.
Baca Juga:
Sepakbola Kungfu Ala AHHA PS Pati FC, Atta Halilintar: Alhamdulillah
Selainn soal tes, Indonesia juga masih tertinggal dari Malaysia soal vaksinasi. Per 4 September 2021, sebanyak 62,3 persen warga Malaysia sudah disuntik vaksin dosis pertama dan 48,1 persen yang sudah mendapatkan suntukan kedua. Sementara Indonesia baru 24 persen yang mendapatkan vaksin dosis pertama dan 13,8 persen yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh.
Berikut data penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia dalam 2 pekan terakhir diambil dari situs covid19.go.id:
22 Agustus 2021: 12.408 kasus
23 Agustus 2021: 9.604 kasus
24 Agustus 2021: 19.106 kasus
25 Agustus 2021: 18.671 kasus
26 Agustus 2021: 16.899 kasus
27 Agustus 2021: 12.618 kasus
28 Agustus 2021: 10.050 kasus
29 Agustus 2021: 7.427 kasus
30 Agustus 2021: 5.436 kasus
31 Agustus 2021: 10.534 kasus
1 September 2021: 10.337 kasus
2 September 2021: 8.955 kasus
3 September 2021: 7.797 kasus
4 September 2021: 6.727 kasus
5 September 2021: 5.403 kasus
Berikut data penambahan kasus Covid-19 di Malaysia berdasar situs resmi Pemerintah Malaysia covid-19.moh.gov.my:
22 Agustus 2021: 19.807 kasus
23 Agustus 2021: 17.672 kasus
24 Agustus 2021: 20.837 kasus
25 Agustus 2021: 22.642 kasus
26 Agustus 2021: 24.599 kasus
27 Agustus 2021: 22.070 kasus
28 Agustus 2021: 22.597 kasus
29 Agustus 2021: 20.579 kasus
30 Agustus 2021: 19.268 kasus
31 Agustus 2021: 20.897 kasus
1 September 2021: 18.762 kasus
2 September 2021: 20.988 kasus
3 September 2021: 10.378 kasus
4 September 2021: 19.057 kasus
5 September 2021: 20.396 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News