Saat mendatangi Slamet, polisi menemukan PO telah dikuburkan di lahan perkebunan. "Korban (PO) telah dikubur di jalan setapak menuju ke hutan di Wanayasa," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto.
Dari titik penguburan PO, polisi kemudian menemukan 10 jenazah lainnya pada lokasi yang tidak berjauhan.
Hendri menjelaskan, pembunuhan yang diduga dilakukan Slamet terkait dengan aksi penggandaan uang yang dilakukannya. Aksi ini sudah berlangsung selama lima tahun.
Dalam aksinya, Slamet mengakui bisa melipatgandakan uang pada pasiennya. Salah satunya adalah PO.
Korban diketahui sudah beberapa kali menyetorkan uang kepada Slamet agar digandakan uangnya. Namun, harapan PO tak berbuah lantaran tak kunjung menghasilkan.
PO akhirnya menagih uang itu ke Slamet. Namun hal tersebut justru membuat Slamet kesal dan akhirnya tega membunuh korban dengan cara diracun.
Menurut Hendri, total uang yang diberikan PO mencapai Rp70 juta. Slamet berjanji bisa melipatgandakan uang itu hingga Rp5 miliar.
"Korban terus menagih mana hasil penggandaan uangnya. Akhirnya tersangka kesal dan memberikan minuman berisi potas kepada korban," jelas Hendri.
Berdasarkan data sementara yang dikumpulkan polisi, jumlah korban sebanyak 11 orang. Seluruh korban ditemukan di sebuah lereng bukit yang ditanami pohon puspa dan singkong.
Kondisi jenazah korban saat ditemukan ada yang masih utuh dan ada pula yang sudah membusuk hingga tinggal tulang belulang.
"Saat ini ada penambahan jumlah korban. Untuk selanjutnya, jumlah korban berapa dan identitasnya dapat dijelaskan oleh pimpinan kami," tutur Hendri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News