Presiden Guinea, Alpha Conde, digulingkan pihak militer setelah menjabat presiden untuk periode ketiga. Penggulingan terjadi pada Minggu, 5 September 2021.
Alpha Conde sudah berkuasa di Guiena sejak 2010. Dan melalui amandemen UUD, Conde kembali terpilih sebagai presiden untuk ketiga kalinya.
Sebelum ada amandemen, presiden dapat menjabat paling lama dua periode. Namun, pada Oktober 2020, ketentuan itu diubah dan diperbolehkan presiden menjabat tiga periode.
Melansir BBC, Alpha Conde meraih suara terbanyak pada Pemilu 2020 dengan raihan 59,5 persen suara. Dengan modal ini, Alpha Conde kembali terpilih untuk menjabat presiden periode ketiga.
Baca Juga:
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Jadi Tersangka? Ini Kata Ketua KPK
Meski demikian, kemenangan Conde itu menuai protes keras dari seluruh negeri. Bahkan lawan politiknya, Cellou Dalein, menyatakan Conde telah melakukan kecurangan agar dapat kembali berkuasa.
Media lokal melaporkan, puluhan orang tewas akibat protes selama penyelenggaraan Pemilu 2020.
Baca Juga:
Intip Kekayaan 3 Calon Panglima TNI Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto
Proses amandemen UUD Guinea sendiri digelar pada Maret 2020. Dari total 5.179.600 orang yang memiliki hak pilih, hanya sebanyak 3.016.487 orang atau sekitar 58 persen saja yang memberikan suara.
Hasilnya, 2.663.189 orang dari pemilih, setuju amandemen UUD dan disahkan Mahkamah Konstitusi.
Dalam amandemen itu diatur jabatan presiden bisa dijabat untuk tiga periode. Selain itu, masa jabatan diperpanjang dari 5 tahun menjadi 6 tahun.
Belum genap setahun Conde menjabat untuk periode ketiga, dia akhirnya digulingkan oleh Korps Pasukan Khusus Guinea pada Minggu (5/9). Pasukan tersebut menyatakan, telah membubarkan pemerintah dan konstitusi.
“Kami telah membubarkan pemerintah beserta semua institusinya. Kita akan menulis ulang konstitusi bersama,” kata Komandan Pasukan Khusus Guinea, Mamady Doumbouya, dilansir dari Reuters.
Baca Juga:
Andhika Berani Bahas Korupsi Bansos, Netizen: Hati-hati Tukang Baso
Doumbouya menjelaskan, aksi ini dilakukan karena kemiskinan dan korupsi sudah semakin parah di negara tersebut. Hal inilah yang mendorong mereka mencopot Conde dari jabatan presiden.
Sebelum kudeta dilakukan, kondisi di Guinea pun sudah memanas. Pemerintah menaikkan pajak dan bahan bakar sebesar 20 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News