Dikutip Abc.net.au, varian ini sudah masuk dalam pantauan khusus WHO. Namun, WHO masih menyatakan varian Mu memiliki risiko yang lebih kecil dari varian Delta maupun Alpha yang masuk dalam daftar Variant of Concern atau VoC.
Paul Griffin, ahli penyakit menular dari Mater Health Services dan University of Queensland, menjelaskan, saat ini tim peneliti tengah mencari varian pelarian, yakni varian yang diduga bisa lebih mudah menginfeksi orang yang sudah divaksin melalui mutasi pada protein lonjakan virus.
"Jika protein lonjakan itu berubah secara signifikan, maka pasti ada potensi vaksin kami bekerja kurang baik," kata Paul.
WHO juga menyatakan, infeksi yang disebabkan varian Mu secara global telah menurun sejak pertama kali terdeteksi. Namun, varian ini masih meningkat di Kolombia dan Ekuador.
WHO menyebutkan, berdasarkan data awal, varian Mu lebih kebal terhadap antibodi. Namun, dr Paul menyatakan belum menemukan bukti tambahan.
"Kita perlu melihatnya secara klinis dan juga di dunia nyata, kita melihat perubahan sifat yang berarti vaksin benar-benar kehilangan kemanjurannya," ujarnya.
Varian COvid apa saja yang sudah terdeteksi di dunia? Saat ini ada 9 varian yang terdeteksi. Lima masuk kategori Variant of Interest dan 4 masuk kategori Variant of Concern.
5 varian yang masuk dalam Variant of Interest (VOI):
- Eta, pertama ditemukan di sejumlah negara pada Desember 2020
- Iota, pertama ditemukan di Amerika Serikat pada November 2020
- Kappa, pertama ditemukan di India pada Oktober 2020
- Lambda, pertama ditemukan di Peru pada Desember 2020
- Mu, pertama ditemukan di Kolombia pada Januari 2021
Varian of Concern (VOC):
- Alpha, pertama ditemukan di Inggris pada September 2020
- Beta, pertama ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020
- Gamma, pertama ditemukan di Brasil pada November 2020
- Delta, pertama ditemukan di India pada Oktober 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News