Ahli poligraf menguak hasil tes kebohongan terhadap Kuat Ma'ruf. Sopir keluarga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi itu dites sebanyak dua kali, hasilnya Kuat Ma'ruf bohong dan jujur.
"(Hasil Kuat) jujur dan terindikasi berbohong," kata Ahil Poligraf, Aji Febrianto Ar-Rosyid, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 14 Desember 2022.
Aji hadir sebagai ahli dalam perkara pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Aji menjelaskan, ada dua pertanyaan yang dilontarkan ke Kuat Ma'ruf. Hasilnya pun berbeda.
Baca juga
Hasil Lie Detector: Bharada E Nilainya 13, Ferdy Sambo -8, Putri Candrawathi -25
"(Pertanyaan pertama) Saudara Kuat, pertanyaannya adalah 'Apakah kamu memergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua. (Hasilnya) jujur," kata Aji.
"Dia tidak memergoki? Tidak melihat, ya?" tanya jaksa.
"Iya," jawab Aji.
Pertanyaan kedua yang diajukan adalah soal Ferdy Sambo menembak Brigadir J atau tidak. Hasilnya?
"Untuk indikasi kedua Kuat pada saat pemeriksaan tanggal 9 September 'Apakah kamu melihat Ferdy Sambo menembak Yosua, jawabannya saudara Kuat 'tidak', hasilnya berbohong," ujar Aji.
Tingkat akurasi lie detector 93 persen >>>
Aji menjelaskan, tingkat keakuratan dari tes poligraf ini mencapai di atas 93 persen. Sedangkan sisanya adalah terganting dari keahlian pemeriksa.
"Sesuai dengan jurnal yang dikeluarkan, untuk teknik kita gunakan, (tes poligraf) memiliki keakuratan di atas 93 persen," ujarnya.
Aji menjelaskan, saat pemeriksaan, ada tiga tahapan yang harus dilalui. Yakni pre test, test, dan post test. Adi menjelaskan, terperiksa akan dipasangi alat-alat dengan empat sensor, yaitu sensor pernapasan dada, pernapasan perut, elektro derma, dan sensor radiovaskular.
"Setelah terperiksa dipasang alat-alat, kemudian diberi pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan metode yang kita gunakan. Setelah itu tahapan post test, di mana dalam ini kami nggak bekerja sendiri. Kami kerja tim untuk tentukan terperiksa apakah terindikasi bohong atau jujur," jelas Adi.
Hakim kemudian bertanya mengenai 7 persen sisa keakuratan tes poligraf tersebut.
"7 persen sisanya lebih ke-expert-an seorang pemeriksa," ucap Aji.
"Semakin pandai seorang pemeriksa, nilai keakuratan tes ini akan semakin tinggi. Untuk nilai ambang bawahnya 93 persen," kata Aji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News