Aji menjelaskan, tingkat keakuratan dari tes poligraf ini mencapai di atas 93 persen. Sedangkan sisanya adalah terganting dari keahlian pemeriksa.
"Sesuai dengan jurnal yang dikeluarkan, untuk teknik kita gunakan, (tes poligraf) memiliki keakuratan di atas 93 persen," ujarnya.
Aji menjelaskan, saat pemeriksaan, ada tiga tahapan yang harus dilalui. Yakni pre test, test, dan post test. Adi menjelaskan, terperiksa akan dipasangi alat-alat dengan empat sensor, yaitu sensor pernapasan dada, pernapasan perut, elektro derma, dan sensor radiovaskular.
"Setelah terperiksa dipasang alat-alat, kemudian diberi pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan metode yang kita gunakan. Setelah itu tahapan post test, di mana dalam ini kami nggak bekerja sendiri. Kami kerja tim untuk tentukan terperiksa apakah terindikasi bohong atau jujur," jelas Adi.
Hakim kemudian bertanya mengenai 7 persen sisa keakuratan tes poligraf tersebut.
"7 persen sisanya lebih ke-expert-an seorang pemeriksa," ucap Aji.
"Semakin pandai seorang pemeriksa, nilai keakuratan tes ini akan semakin tinggi. Untuk nilai ambang bawahnya 93 persen," kata Aji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News