Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memperbaharui perkembangan penanganan gempa Cianjur. Berdasarkan data per Rabu, 23 November 2022, pukul 17.00 WIB, jumlah korban tewas bertambah menjadi 271 orang.
"Kami sudah mengidentifikasi, mencocokkan data dengan Kemenkes di semua RS dan puskesmas yang sudah betul-betul ada jenazahnya tercatat 271 jenazah," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers daring.
Selain itu, BNPB melaporkan masih ada 40 warga yang belum ditemukan. Dan hingga kini masih dilakukan pencarian.
"Ternyata yang hilang, terdata sampai sore ini 40 orang yang masih hilang. 39 di Cugenang, 1 di Warung Kondang," kata Suharyanto.
Selain itu, terdapat 2.043 orang luka dan warga yang masih mengungsi sebanyak 61.908.
"Korban luka bertambah menjadi 2.043 orang. Yang mengungsi menjadi 61.908 orang," ujarnya.
Dari data terbaru, BNPB merinci lebih dari 56 ribu rumah rusak. Tak hanya itu sejumlah infrastruktur juga mengalami kerusakan.
"Rumah rusak 56.320 rumah, rumah rusak terdiri dari rumah rusak berat 22.241, rumah rusak sedang 11.641, rumah rusak ringan 22.090 rumah tentu ini akan terus diverifikasi," jelas Suharyanto.
Suharyanto menjelaskan, saat ini pendataan rumah rusak ini dilakukan oleh RT/RW, kepala desa, Babinsa, Babinkamtibmas, hingga kepala organisasi perangkat daerah (OPD).
"Jika bisa cepat, ini bisa segera kita perbaiki," katanya.
"Ada infrastruktur rusak, sekolah ada 31 sekolah, tempat ibadah ada 124 unit, fasilitas kesehatan ada 3, dan gedung atau perkantoran ada 13," jelasnya.
BNPB menjelaskan, gempa magnitudo 5,6 yang terjadi pada 21 November 2022 berdampak pada 15 kecamatan. "Kecamatan yang terdampak bertambah dari kemarin sore, sekarang ada 15 kecamatan," kata Suharyanto.
Berikut rinciannya:
1. Cianjur
2. Karangtengah
3. Warungkondang
4. Cilaku
5. Gekbrong
6. Cugenang
7. Cibeber
8. Sukaluyu
9. Sukaresmi
10. Pacet
11. Bojongpicung
12. Cikalongkulon
13. Mande
14. Cipanas
15. dan Haurwangi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News