Sebanyak 321 korban dengan 126 diantaranya mahasiswa Institut Pertanian Bogor atau IPB menjadi korban pinjaman online. Nilainya mencapai Rp2,3 miliar.
Laporan ini disampaikan Silvia Nuraeni, mahasiswa IPB yang menjadi korban. Menurutnya, tiap mahasiswa terjerat pinjol ini hingga puluhan juta rupiah.
"Kita yang lapor 11 orang kemarin ke polisi dari kelompok kita. Peristiwanya ada yang di Kabupaten ada yang di Kota Bogor. Kita laporan di Polresta," kata Silvia Nuraeni.
Silvia menjelaskan, penipuan ini bermula saat mahasiswa IPB hendak mencari sponsor untuk melakukan kegiatan. Saat itu, salah seorang senior mereka memperkenalkan sesorang bernama Aisyah yang menyatakan siap memberikan uang cuma-cuma.
Baca juga
Tips Cara Mudah Mengecek Pinjol Ilegal Via WhatsApp
Namun, Aisyah, yang diketahui sebagai salah seorang pelaku, memberikan syarat bagi para mahasiswa yakni harus membeli barang di toko miliknya yang tersedia berbagai Platform E-commerce seperti shopee, tokopedia, bukalapak, Akulaku.
"Ditawarin project sama kakak leting kita yang agar ikut project ini uangnya lumayan, kita dikenalin sama pelaku ini namanya Aisyah dan kita ketemuan dengan Aisyah," kata Silvia.
Menurut Silvia, para korban kemudian dibuatkan akun pinjaman online yang terhubung ke e-commerce dan kemudian membeli sebuah laptop. Alamat penerima laptop kemudian diatur Aisyah. Dari transaksi itu, dia dijanjikan uang 10 persen.
"Tata caranya cara membayarnya. Kita diarahin buat membeli barang dia akun shopee (yang membayarnya melalui aplikasi pinjol). Jadi kalau misalnya pinjaman buat belanjanya tiga juta, saya dapat 300 ribu. Uang 300 itu juga dipakai buat mendanai kegiatan mahasiawa," ujarnya.
Baca juga
Mahfud MD Usul Korban Pinjol Ilegal Tak Usah Bayar Utangnya
Satu bulan kemudian, lanjut Silvia, muncul kabar ada sejumlah korban yang tidak dibayarkan pinjamannya oleh Aisyah. Termasuk tagihan pinjaman sebesar Rp14 juta.
"Kita langsung berniat membuat laporan ke polisi karena kita merasa ditipu. Dia selalu mengundur-ngundur waktu untuk pembayarannya. Bulan depan bulan depan dan tidak dibayar sampai sekarang. Dan ini sudah berjalan selama 3 bulan dari bulan Agustus, September sampai bulan November ini. Belum ada pembayaran sama sekali dari Aisyah nya. Akun saya belum dibayar," kata Silvia.
Menurut Silvia, para mahasiswa yang menjadi korban kini dibantu Karukunan Warga Bogor (KWB). Dari laporan yang diterima, korban ternyata tak hanya berasal dari mahasiswa IPB saja. Tetapi ada juga dari pihak lain.
Diketahui ada sebanyak 321 korban yang melapor. Dan 126 diantaranya adalah mahassiwa IPB dengan total uang yang dipinjam sebesar Rp 2.382.289.017.
"Debt collector terus nagih tapi belum ke rumah. Ada beberapa yang sudah ke rumah diteror dari chat. Ada yang didatangin. Aisyah tidak tahu di mana tapi masih bisa dihubungi sama kita," tuturnya.
Korban lainnya, yakni Aurelia mengungkapkan, para mahasiswa juga diminta memberi ulasan positif di toko pelaku usai transaksi selesai. Tujuannya yakni untuk menaikan rating toko pelaku.
"Kita juga disuruh mengaktifkan Akulaku, Shopeepay Later, kredivo, pinjam," kata Aurelia yang juga merupakan mahasiswi IPB.
Aurelia menyatakan, dia berani bergabung dengan pelaku karena tidak curiga akan ada penipuan. Apalagi ada kakak tingkat yang sudah bekerja sama dengan pelaku.
"Tidak ada masalah. Dan selalu bagus dan angsuran selalu dibayar sama dia (pelaku). Makanya saya berani," jelasnya.
Menurut Aurelia, rata-rata mahasiswa terlilit pinjaman kisaran Rp8-10 juta. Dia sendiri terjerat pinjol sebesar Rp6,5 juta.
"Ada teman saya sampai 29 juta. Rata-rata 8 sampai 10 juta. Total keseluruh anak IPB saya tidak tahu, kalau 321 korban ini sudah didata itu hampir 3 miliar. IPB di sendiri menurut data ada 126 korban. Dari 321 sekian," tuturnya.
Terkait kejadian ini, Kepala Satreskrim Polresta Bogor Kota, Dhoni Erwanto, menyatakan kasus ini sudah dilaporkan. "Sudah beberapa LP sudah dibuat di kami," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News