Tangis Rosti Simanjuntak Ibunda Brigadir J Pecah: Ferdy Sambo Rampas Nyawa Anakku

  • Arry
  • 1 Nov 2022 12:55
Ayah dan ibu orang tua Brigadir Yosua bersaksi di PN Jakarta Selatan(@pnjakartaselatan/youtube)

Tangis Rosti Simanjuntak, ibunda Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, pecah di persidangan pembunuhan anaknya dengan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Dia menyebut nyawa anaknya dirampas Sambo.

Rosti Simanjuntak hadir di persidangan sebagai saksi untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 1 November 2022.

Dalam sidang, jaksa awalnya menanyakan sosok Brigadir Yosua saat kecil.

"Dari kecil anak saya paling patuh. Anak paling ceria. Anak yang selalu menggemaskan kepada siapa pun," kenang Rosti.

Baca juga: Ruang Sidang Riuh Saat Ferdy Sambo Peluk dan Cium Kening Putri Candrawathi

"Selalu hormat kepada siapa pun. Saya menyarankan anak saya agar berbuat baik di mana pun berada," ujar Rosti yang duduk di sebelah suaminya, Samuel Hutabarat.

"Saya ketahui, dari kecil maupun dalam bergaul, belum pernah menyakiti kawannya. Terlebih kepada atasannya," ujarnya.

"Dia ini, saya sebagai ibu begitu hancur, begitu tersayat hatiku mendengar derita anak saya, terbunuh dengan sadis," kata dia.

Baca juga: Cabut Keterangan di BAP, Susi ART Ferdy Sambo Yosua Tak Gendong Putri Candrawathi

Rosti pun menyebut Brigadir Yosua dibunuh Ferdy Sambo. Padahal anaknya bertugas mengawal Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi setiap hari.

"Harusnya melindungi, bagaimana dia mengawal dan bertugas, mengawal Bapak setiap hari. Sangat sakit dan sangat kejam," kata dia

"Tapi anakku dihabisi, anak ku dirampas nyawanya dengan sadisnya di tangan atasannya, Ferdy Sambo yang sudah saya yakini dia sebagai wali yang diberikan dari Tuhan," ujarnya.


Selanjutnya Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J jelaskan kondisi jenazah anaknya >>>

 

Samuel Hutabarat juga memberikan kesaksian mengenai kondisi jenazah Brigadir Yosua saat tiba di rumah duka.

Samuel menyatakan, saat tiba, keluarga dilarang membuka peti mati. Namun akhirnya setelah peti mati dibuka, pihaknya mendapati sejumlah kejanggalan.

Dalam surat dakwaan disebutkan, ada 15 luka yang ada di tubuh Brigadir J. Luka itu didapati dari hasil autopsi jenazah usai tewas ditembak Bharada Richard Eliezer dan Ferdy Sambo.

Luka-lukanya ada di kepala, kelopak mata bawah mata kanan, selaput kelopak bawah mata kanan, cuping hidung sisi kanan, bibir bagian bawah sisi kiri, leher sisi kanan, puncak bahu kanan, dada sisi kanan, lengan atas sisi luar.

Selain itu, teradpat juga luka di pergelangan tangan sisi kiri belakang, pergelangan tangan kiri sisi depan, ruas jari kelingking, ruas jari tengah dan ruas jari manis tangan kiri, ruas ujung jari manis tangan kiri, ruas jari tengah tangan kiri.

Dari hasil autopsi juga didapati patah berkeping pada tulang rahang bawah sisi kanan, tulang hidung, ruas ujung tulang jari kelingking tangan kiri, dan ruas tengah jari manis tangan kiri. Kemudian ada derik tulang pada ujung tulang pengumpil (os radius) kiri.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait