Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, menjelaskan kronologi versi Batik Air. Dia menjelaskan, pesawat tersebut berjenis Airbus 320-200 dengan registrasi PK-BKF.
"Dalam penerbangan ini, Batik Air bersiap untuk menerbangkan enam kru pesawat dan 131 tamu (penumpang). Setelah tahapan dan prosedur penanganan pesawat dan tamu di darat selesai, pesawat bergerak dan berada di landas pacu (runway) guna persiapan lepas landas (take off)" kata Danang dlaam keterangan tertulis yang diterima Newscast.id.
Danang menjelaskan, keputusan pilot membatalkan penerbangan atau rejected take off alias RTO lantaran kondisi mesin masih rendah.
"Dalam memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan pada ID-6236, pilot memutuskan untuk membatalkan dan menunda keberangkatan (rejected take off/ RTO) kondisi kecepatan mesin masih rendah, dikarenakan ada indikator pada kokpit yang menunjukkan salah satu komponen pada pesawat perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut. Untuk itu, pilot melaporkan atas situasi yang terjadi dan mengemudikan pesawat kembali ke area/ landas parkir (apron)" jelasnya.
Setelah itu, awak pesawat mengarahkan penumpang kembali ke terminal keberangkatan. Penumpang akhirnya diberangkatkan dengan menggunakan pesawat lain.
"Kepada seluruh tamu bahwa penerbangan ID-6236 mengalami penundaan keberangkatan dipindahkan (mengganti) dengan menggunakan pesawat Batik Air lainnya," jelasnya.
"Penerbangan ID-6236 dipersiapkan menggunakan Airbus 320-200 registrasi PK-LUR dengan status kondisi laik terbang dan aman. Penerbangan ID-6236 menggunakan jadwal keberangkatan pukul 09.19 WIB dan waktu kedatangan di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin pada 12.24 WITA," ucapnya.
Atas insiden tersebut Danang mengucapkan permintaan maaf atas kejadian yang tidak nyaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News