PPKM Darurat Diperpanjang, Pengetesan Covid-19 Terus Turun

  • Arry
  • 21 Jul 2021 00:35
PPKM Darurat Covid-19(distelAPPArath/pixabay)

Pemerintah akhirnya memutuskan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat. Kebijakan ini akan diperpanjang hingga 25 Juli 2021.

Keputusan ini diumumkan langsung Presiden Joko Widodo atau Jokowi seperti ditayangkan dalam channel Youtube Sekretariat Kabinet, Selasa, 20 Juli 2021.

Jokowi mengatakan kebijakan pembatasan mobilitas ini merupakan sesuatu yang tak bisa dihindari. Ia mengatakan pemerintah akan mengambil kebijakan ini meskipun berat.

"Ini dilakukan untuk menurunkan penularan Covid-19, dan mengurangi kebutuhan masyarakat untuk pengobatan di Rumah Sakit," kata Jokowi pada Selasa, 20 Juli 2021.

PPKM Darurat Diperpanjang

Ia mengatakan setelah dilaksanakan PPKM Darurat, terlihat dari data, penambahan kasus dan keterisian tempat tidur rumah sakit menurun.

Jokowi memang tidak secara lugas menyebut PPKM Darurat diperpanjang hingga 25 Juli. Namun, Jokowi mengatakan jika kasus terus menurun, maka akan ada pelonggaran pada 26 Juli. Artinya sampai periode tersebut, seluruh aturan PPKM darurat masih berlaku.

Poin-poin pembukaan sektor ekonomi yang dimaksud, antara lain dibolehkannya pasar tradisional yang menjual kebutuhan pokok untuk beroperasi sampai pukul 20.00 malam dengan kapasitas pengunjung 50 persen. Kemudian pasar tradisional yang tidak menjual kebutuhan pokok diizinkan beroperasi sampai puul 15.00 sore dengan kapasitas pengunjung 50 persen.

Sementara itu, pedagang kaki lima, toko kelontong, pangkas rambut, cucian kendaraan hingga usaha kecil lain yang sejenis diperbolehkan beroperasi sampai pukul 21.00 malam. Selanjutnya, warung makan dan lapak jajan lainnya diizinkan berjualan sampai pukul 21.00 malam dengan waktu makan maksimal 30 menit untuk setiap pengunjung.

Untuk seluruh pembukaan sektor ekonomi di atas, Jokowi menegaskan harus dibarengi dengan pelaksanaan protokol kesehatan ketat. Sementara itu kegiatan lain yang masuk sektor esensial dan kritikal, baik di pemerintahan atau swasta dan terkait protokol perjalanan akan dijelaskan terpisah.

Presiden Jokowi mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam menuntaskan PPKM darurat dengan tujuan menurunkan laju penambahan kasus Covid-19. Ia meminta masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dan menjalankan isolasi mandiri bila memang terkonfirmasi positif Covid-19.

Jokowi menegaskan, pemerintah terus membagikan obat gratis untuk pasien Covid-19 yang tidak mengalami gejala dan gejala ringan. "Direncanakan akan ada 2 juta paket obat," kata Jokowi.

Untuk masyarakat terdampak, lanjut Jokowi, pemerintah telah mengalokasikan tambahan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp55,21 triliun. Anggaran itu akan digunakan untuk bantuan sosial tunai, bantuan sembako, kuota internet gratis, dan subsidi listrik.

"Juga akan diberikan insentif untuk usaha mikro informal Rp1,2 juta untuk sekitar 1 juta usaha mikro," ujarnya.

Jokowi menegaskan, sudah memerintahkan menteri terkait untuk segera menyalurkan bansos ke masyarakat.

 

Kasus Turun, Testing Menurun

Kasus harian Covid-19 di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada Senin (19/7), penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tercatat 34.257 orang atau menurun jika dibandingkan sehari sebelumnya yakni 44.721 orang.

Penurunan ini bersamaan dengan berkurangnya jumlah testing Covid-19, yakni hanya dilakukan pemeriksaan kepada 160.686 spesimen dari 138.175 orang.

Total akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menembus 2.911.733 orang per 19 Juli 2021. Dari jumlah tersebut, 2.293.875 di antaranya sudah sembuh, 74.920 meninggal dunia dan 542.938 masih dirawat.

Penurunan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia tak hanya terjadi Senin (19/7). Dalam lima hari terakhir sejak mencatatkan rekor tertinggi penambahan kasus Covid-19 dalam 24 jam, yakni pada 15 Juli 2021, jumlah orang terpapar Covid terus mengalami penurunan.

Pada 18 Juli 2021 misalnya. Kasus harian positif Covid-19 di Indonesia juga menurun menjadi 44.721 orang jika dibandingkan sehari sebelumnya. Sedangkan kasus kematian naik tipis menjadi 1.093, pasien sembuh tambah 29.264 dan kasus aktif tambah 14.364 orang.

Temuan 44.721 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 192.918 spesimen dari 138.046 orang. Jumlah orang yang ditesting pada hari ini menurun signifikan.

Kemudian pada 17 Juli 2021. Penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menurun menjadi 51.952 berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 251.392 spesimen dari 188.551 orang. Jumlah orang yang ditesting kali ini meningkat dari dua hari sebelumnya.

Sementara peningkatan kasus kematian tercatat bertambah sebanyak 1.092 orang, pasien sembuh naik 27.903 dan kasus aktif meningkat 22.957.

Sehari sebelumnya atau pada 16 Juli 2021, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 54.000 orang. Ini menunjukkan, ada penurunan penambahan kasus positif Covid-19 dari sehari sebelumnya.

Namun, penurunan ini sejalan dengan menurunnya testing Covid-19. Pada hari itu, 54.000 kasus positif Covid-19 ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 258.532 spesimen dari 179.216 orang.

Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah sebanyak 1.205 orang, pasien sembuh meningkat 28.079 dan kasus aktif naik 24.716 pada hari yang sama.

Padahal pemerintah menargetkan menargetkan pengetesan sebanyak 324 ribu per hari di Jawa dan Bali. Realisasinya, pemerintah hanya mampu mencapai 127 ribu per hari, dan itu pun angka total nasional.

Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito menyebut ada dua kemungkinan penyebab jumlah spesimen yang diperiksa dalam beberapa hari terakhir menurun. Pertama, karena testing di akhir pekan menurun.

Kedua, keterlambatan input data spesimen dari laboratorium yang melakukan pemeriksaan ke sistem data Kementerian Kesehatan.

"Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan menurunnya jumlah spesimen yang diperiksa, seperti penurunan testing di akhir pekan atau pun delay input yang berasal dari laboratorium ke dalam sistem data," jelasnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (20/7).

Wiku memastikan, ke depan pemerintah berkomitmen meningkatkan upaya 3T (testing, tracing dan treatment) secara keseluruhan. Untuk mendukung upaya tersebut, pemerintah akan berkoordinasi serta memfasilitasi pemerintah daerah guna mencapai target 3T.

"Berkoordinasi serta memfasilitasi pemerintah daerah untuk mencapai target masing-masing sesuai yang telah ditetapkan dalam Instruksi Mendagri," ujarnya.

Dalam Instruksi Mendagri Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Wilayah Jawa dan Bali, testing perlu ditingkatkan sesuai dengan tingkat positivity rate mingguan. Dengan ketentuan, jika positivity rate mingguan di bawah 5 persen, maka testing harus dilakukan kepada 1 per 1.000 penduduk per minggu.

Sementara jika positivity rate mingguan berada di atas 5 persen dan kurang dari 15 persen, maka testing harus dilakukan kepada 5 per 1.000 penduduk per minggu. Kemudian bila positivity rate mingguan di atas 15 persen dan kurang dari 25 persen, maka testing harus dilakukan kepada 10 per 1.000 penduduk per minggu.

Jika positivity rate mingguan berada di atas 25 persen, maka testing harus dilakukan kepada 15 per 1.000 penduduk per minggu.

Selain turunnya pengetesan, ada lima target PPKM Darurat yang gagal tercapai. Keenam inidikator ini adalah pelacakan, penurunan mobilitas, vaksinasi Covid-19, angka positivitas atau positivity rate, dan target menekan laju penularan.

Target vaksinasi sebanyak 1 juta per hari, faktanya hanya dapat dipenuhi 546 ribu per hari. Target menekan laju kenaikan penularan hingga 10 ribu kasus per hari, juga masih jauh.

Begitu pula dengan pelacakan, target 15 orang per satu kasus positif atau 300 ribu kontak tapi realisasi masih 250 ribu kontak.

Target positivity rate 10 persen, realisasinya masih 25 persen. Target penurunan mobilitas 30 persen, namun yang tercapai masih 20 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait