Media sosial tengah dihebohkan beredarnya pesan berantai nama-nama ustaz radikal. Dari deretan nama yang tertera terdapat nama ustaz Felix Siauw hingga ustaz Abdul Somad.
Daftar nama ustaz radikal ini diunggah Felix Siauw di akun Instagram pribadinya. Dalam foto yang diunggah tertera sebuah narasi tulisan dengan judul "Daftar penceramahan terindikasi intoleran dan radikal. Hindari untuk mendengarkan apalagi mengundang".
Ada 10 nama yang disebut masuk dalam daftar ustaz intoleran dan radikal. Seperti Felix Siauw, Hafidz Abdurrahman, Fatih Karim, Yasin Munthahhar, hingga Abdul Somad.
"Beredar viral 180an nama penceramah radikal dan disarankan nggak boleh diundang dan didengar," tulis ustaz Felix Siauw.
"Tahun 2017, saya jadi tokoh radikal nomor 2 setelah HaErEs, sekarang jadi nomor 2 lagi. Kapan aku bisa jadi nomor satu ya," sambungnya.
"Tapi alhamdulilah, bisa bertahan di list sedjak 2017," sambung dia.
Belum diketahui kebenaran dari pesan singkat yang ada di tangkapan layar tersebut.
Nama Felix Siauw kerap dikaitkan dengan HTI, organisasi yang telah dibubarkan pemerintah sejak 2017. Pemerintah menganggap HTI memiliki tujuan dan asas yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Nama-nama lain yang dikaitkan dengan HTI adalah mantan Ketua Umum HTI Hafidz Abdurrahman, Ustaz Fatih Karim, hingga Ustaz Abdul Somad (UAS).
Selanjutnya ciri ustaz radikal versi BNPT >>>
Badan Nasional Penanggulangan Teroris alias BNPT mengeluarkan ciri-ciri penceramah radikal. Hal ini menindaklanjuti dari pernyataan Presiden Jokowi yang meminta TNI-Polri tidak mengundang penceramah radikal.
"Sejak awal kami (BNPT) sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme," kata Direktur Pencegahan BNPT, Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid, dilansir Antara, Sabtu, 5 Maret 2022.
"Mengenali ciri-ciri penceramah jangan terjebak pada tampilan, tetapi isi ceramah dan cara pandang mereka dalam melihat persoalan keagamaan yang selalu dibenturkan dengan wawasan kebangsaan, kebudayaan, dan keragaman," ujarnya.
Menurutnya ada lima indikator yang penceramah radikal:
Pertama, mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional. Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.
Ketiga, menanamkan sikap antipemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian (hate speech), dan sebaran hoaks.
Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas). Kelima, biasanya memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan.
Baca Juga
- Heboh DJ Una Manggung Tanpa Protokol Kesehatan Disawer Rp84 Juta dan Gelang Emas
- BMKG Ungkap Penyebab Angin Kencang di Jabodetabek Hingga Bikin Atap Mal Ambruk
- Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Chelsea Pesta Gol, Liverpool Pepet Man City
- Makan Nasi Padang Lebih Nikmat Pakai Tangan Atau Sendok? Ini Jawabannya
- Ini Daftar Kopi Berbahaya Mengandung Viagra dan Paracetamol, Omzet Miliaran Rupiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News