PWNU Jawa Timur menanggapi polemik pagelaran wayang di Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah.
"Kalau saya kira itu terlalu berlebihan dalam merespons kontroversi masalah wayang," kata Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib.
"Kita juga prihatin dengan pendapat seseorang soal wayang. Namun tak perlu ditanggapi seperti itu," ujar pria yang akrab disapa Gus Salam itu.
"Boleh lah secara pribadi kita tidak setuju dengan pendapat seseorang. Tapi tak perlu seperti itu," imbuhnya.
Baca Juga
Gus Baha: Sunan Giri Sebut Wayang Haram, Sunan Kudus Minta Digepengkan
Menurutnya, apa yang dilakukan Gus Miftah tidak arif dilakukan untuk merespons polemik soal wayang. Gaya Gus Miftah, lanjutnya dinilai tidak sesuai dengan gaya santri NU yang tidak diajarkan membalas kejelekan dengan kejelekan.
"Kita tetap berbuat baik apa pun perlakuan orang tersebut. Kalau mereka melecehkan kita, kita membalas dengan melecehkannya, apa bedanya kita dengan mereka?" ujar Pengasuh Ponpes Mamba'ul Ma'arif Jombang itu.
"Kalau ada yang menghina kita, lalu kita balas dengan menghina mereka, sesungguhnya kita dengan mereka sama. Kalau dalam etika santri ini tidak seperti itu, kita diajarkan selalu berbuat baik," ujarnya.
Baca Juga
Polemik Wayang Harus Dimusnahkan, Ustaz Khalid Basalamah Klarifikasi dan Minta Maaf
Mengenai polemik wayang ini, Ustaz Khalid Basalamah sudah mengklarifikasinya dan meminta maaf.
"Saya sama sekali tidak berpikir ataupun punya niat untuk menghapuskan ini (wayang) dari sejarah nenek moyang Indonesia atau misalnya menyuruh seluruh dalang-dalang bertaubatlah kepada Allah. Atau misalnya semua wayang harus dimusnahkan. Anda mau melakukannya itu hak Anda. Kami sedang ditanya, mohon maaf, lingkup di taklim kami," ujarnya.
"Dan saya pada kesempatan ini, saya Khalid Basalamah mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya dari hati nurani kami kepada seluruh pihak yang tidak terkecuali yang merasa terganggu atau tersinggung, dengan jawaban kami tersebut," jelas Ustaz Khalid Basalamah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News