Harga kedelai saat ini terus merangkak naik. Kenaikan membuat perajin tahu dan tempe mengeluh dan memutuskan mogok produksi.
"Rencananya 21, 22, 23 Februari (aksi mogok dilakukan), kalau pemerintah tidak mengabulkan tuntutan kami," kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin, Minggu, 20 Februari 2022.
Aip menjelaskan, harga kedelai di pasaran saat ini sudah berada di kisaran harga Rp11 ribu per kilogram. Sebelumnya hanya Rp9.000 per kilogram.
Aksi mogok, lanjut Aip, akan diikuti perajin tahu tempe di Jawa. Para perajin menuntut pemerintah segera menstabilkan harga kedelai di pasaran.
Jika harga kedelai tak juga turun, maka produsen akan menaikkan harga tahu tempe. "Selanjutnya akan naikkan harga (tahu dan tempe," ucapnya.
Selanjutnya Mendag Ungkap Alasan Harga Kedelai Naik: Gegara Babi >>>
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menyatakan saat ini ada masalah di negara importir kedelai, terutama China. Sebab, negara Tirai Bambu itu sedang membutuhkan kedelai dengan jumlah sangat banyak untuk pakan babi.
“Di China itu awalnya peternakan babi yang tadinya tak makan kedelai. Sekarang makan kedelai yang jumlahnya lima miliar ekor”, kata Mendag Lutfi, dikutip dari laman Antara, 19 Februari 2022.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abdi, buka suara. Menurutnya, Mendag Lutfi tidak seharusnya menyalahkan negara importir.
“Kok jadi China dengan babinya yang dijadikan kambing hitam? Aneh, mestinya mawas diri dan evaluasi dong, kenapa kita masih menjadi importir abadi kedelai”, ujar Tulus Abdi.
Tulus menyatakan, kedelai saat ini menjadi bahan baku pembuatan makanan di Indonesia. Namun, untuk mencukupi kebutuhannya masih mengandalkan impor sebesar 90 persen.
“Ini musabab utamanya, jangan lempar tanggung jawab dong. Mana daulat kedelai, mana daulat pangan? Buktikan janjinya,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News