Perayaan Tahun Baru China atau Imlek di Indonesia tak lepas dari jasa Gus Dur atau Abdurrahman Wahid. Presiden ke-4 Indonesia itu mencabut aturan yang melarang warga Tionghoa merayakan Imlek.
Gus Dur menerbitkan aturan lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2006. Keppres itu sekaligus mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China yang diteken Presiden Soerharto di era Orde baru.
Pada aturan yang dibuat Presiden Soeharto, warga Tionghoa di Indonesia dilarang melakukan tradisi atau kegiatan yang mencolok. Kegiatan peribadatan hanya diizinkan dilakukan di lingkungan keluarga saja.
Presiden Soeharto punya alasan kenapa mengeluarkan aturan itu. Dia menganggap aktivitas warga Tionghoa saat itu menghambat proses asimilasi dengan pribumi. Selain larangan itu, warga Tionghoa juga diminta mengganti identitas menggunakan nama Indonesia.
Baca Juga
5 Tradisi Imlek di Indonesia, Anpao Paling Ditunggu
Saat Orde Baru berakhir, Gus Dur yang menjadi Presiden ke-4 Indonesia kemudian menghapus aturan pendahulunya itu.
"Dengan ini penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadat Cina dilaksanakan tanpa memerlukan izin khusus sebagaimana berlangsung selama ini," tulis penggalan Keppres 6 tahun 2000.
Dalam Keppres itu Gus Dur menegaskan etnis Tionghoa juga merupakan bagian dari bangsa Indonesia. Sehingga wajib mendapatkan hak-hak yang sama seperti menjalankan ibadah keagamaan.
Baca Juga
Istri Gus Dur Dikabarkan Meninggal Dunia, Anak: Ibunda Sedang Ngaji
Atas jasanya itu, Gus Dur kemudian dinobatkan sebagai Bapak Tionghoa Indonesia. Penobatan tersebut berlangsung di Klenteng Tay Kek Sie pada 10 Maret 2004. Dalam penobatan itu Gus Dur hadir dengan mengenakan baju tradisional China, cheongsam.
Banyak warga Tionghoa yang menganggap Gus Dur sebagai pahlawan. Hal ini terlihat saat Gus Dur berpulang, banyak warga Tonghoa yang merasa kehilangan.
Pada perayaan Imlek 2022 ini, nama Gus Dur kembali mencuat. Jasanya memasukkan Konghucu sebagai tambahan agama yang diakui di Indonesia menjadi kebijakan yang tidak selalu dikenang.
Artikel lainnya
- Presiden Jokowi Minta PTM di Jakarta, Jabar, dan Banten Dievaluasi
- Kisah Febri, Lamar Cleaning Service Malah Ditawari Masuk Polisi Gegara Hapal Alquran
- Mulai 2 Februari McDonald’s Indonesia Hapus Menu Kentang Goreng, Ini Penyebabnya
- Dinasihati Agar Saat Meninggal Diperlakukan Sebagai Pria, Dorce: Saya Ikhlas
- 8 Pemain Timnas Positif Covid Jelang Indonesia vs Timor Leste
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News