Jokowi Tetapkan Nama Ibu Kota Negara Baru: Nusantara, Ini Sejarahnya

  • Arry
  • 17 Jan 2022 15:58
Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara Baru yang disebut bakal menggunakan nama Nusantara(ist/ist)

Presiden Joko Widodo telah menetapkan nama Ibu Kota Negara atau IKN baru. Nantinya IKN akan diberi nama: Nusantara.

Hal tersebut dibocorkan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. Menurutnya, nama tersebut terucap oleh Presiden Jokowi pada Jumat 14 Januari 2022.

"Alasannya adalah Nusantara sudah dikenal sejak dulu, dan ikonik di internasional, mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua," kata Suharso di Jakarta, Senin, 17 Januari 2022.

Menurut Suharso, nama Nusantara sudah melekat pada Indonesia sejak masa lampau.

"Mudah-mudahan dan menggambarkan kenusantaraan kita semua, Republik Indonesia," jelasnya.

Suharso pun berharap seluruh peserta Pansus IKN menyetujui nama IKN yakni Nusantara.

Nama Nusantara sendiri muncul dalam kitab Negarakertagama pada masa Kerajaan Majapahit. Nusa berarti pulau dan antara yang artinya luar.

Dalam Perundang-undangan Madjapahit (1967), nama Nusantara digunakan dalam konteks politik. Saat itu, kawasan Nusantara disebut terdiri dari rangkaian pulau yang terdapat di antara benua Asia dan Australia, bahkan termasuk Semenanjung Malaya.


Selanjutnya Nusantara dalam Sumpah Palapa >>>

 

Wilayah Nusantara dalam Kitab Negarakertagama terdiri dari Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, ditambah Malaysia, Singapura, Brunei, dan sebagian kecil wilayah Filipina bagian selatan.

Kata Nusantara pun juga muncul dalam Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada. Bunyi Sumpah Palapa: "Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa."

Setelah kehancuran Kerajaan Majapahit, nama Nusantara berangsur hilang. Istilah ini pun kembali dipopulerkan pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara, pada 1920-an.

Saat itu Ki Hajar Dewantara mengusulkan penggunaan kembali nama Nusantara untuk menyebut wilayah Hindia Belanda. Dan hingga kini, istilah Nusantara kerap digunakan sebagai padanan dari Indonesia.

 

Artikel lainnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait