Polres Jakarta Timur akhirnya buka suara soal laporan korban perampokan yang ditolak anggota polisi di Polsek Pulogadung. Kasus ini pun viral di media sosial.
Kapolres Jakarta Timur, Kombes Erwin Kurniawan, menyatakan, anggotanya yakni Aipda Rudi Panjaitan, tidak bermaksud menolak laporan dari korban perampokan. Namun lebih ke arah bercanda.
"Iya, lebih ke bercanda, tapi maksudnya bukan seperti itu. Dia berbicara dengan mertua korban. Korban sendiri saat itu sedang proses penerimaan laporan," kata Erwin di Polres Jakarta Timur, Senin, 13 Desember 2021.
Menurut Erwin, saat itu Aipda Rudi bercanda soal jumlah ATM yang dimiliki korban dengan mertuanya. Namun hal tersebut membuat korban tersinggung.
"Si oknum menyampaikan bahwa 'kenapa punya ATM gitu kan ngurusnya ribet'. Akhirnya tentu korban mendengar juga merasa tersinggung dan tidak nyaman dengan ucapan ini," ujarnya.
Meski demikian, Erwin menegaskan akan tetap memproses dugaan pelanggaran yang dilakukan Aipda Rudi. "Tetapi apapun itu, tentu kita akan proses pelanggarannya," terangnya.
Erwin pun menegaskan, laporan korban tetap diterima dan diproses di Polsek Pulogadung.
Kronologi kasus penolakan laporan perampokan malah korban diomeli >>>
Kasus ini bermula saat seorang warganet menceritakan pengalamannya melaporkan tindak pidana perampokan yang menimpa dirinya. Namun, saat melapor dia justru diomeli anggota polisi.
Pengalaman itu diceritakan oleh pemilik akun Instagram, @kumalemata. Dia mengaku menjadi korban perampokan di Jalan Sunan Sedayu, Jakarta Timur. Dia mengalami kerugian Rp7 juta dan sejumlah kartu ATM .
Peristiwa itu berawal sekitar pukul 18.45 WIB di Jl Sunan Sedayu, Jakarta Timur. Saat itu dia sempat mampir ke ATM di sebuah Indomaret di jalan tersebut.
"Setelah selesai transaksi, saya masuk ke mobil, jeda beberapa ratus meter, ada bapak mendekati kaca mobil saya, sambil bicara sesuatu, namun tidak terdengar dr dalam mobil, lalu saya abaikan dan tetap menyetir," tulis akun tersebut.
Baca Juga
Warga Lapor Usai Dirampok di Mobil, Polisi: Ngapain Punya ATM Banyak-banyak
"Jeda beberapa meter, ada motor kembali mendekati mobil saya, sambil ketuk2 kaca spion dan menunjuk mobil belakang saya. Saya tetep melaju tanpa menghiraukan," lanjutnya.
"Namun selang beberapa meter, ada lagi seorang pria ketok kaca mbl saja kembali sambil bicara agak keras, "itu mobil belakang bahayain orang"," ujarnya.
"Lalu saya melipir ke tepi jalan sambil cari tempat agak terang, persis di depan PT. JMT jalan jatinegara kaum (Rawamangun citizen pasti tau ya daerah ini)," ujarnya.
"Pas sy keluar mobil, ternyata ada pria masuk dr pintu kiri mengambil tas saya (persis kaya yang ada di cctv)," ujarnya.
"Sy segera melapor ke polsek terdekat dirawangun, Namun saat sy di tanya2 oleh polisi, dia justru menyarankan sy pulang utk menenangkan diri, dan percuma kalau mau dicari juga," ujarnya.
"Setelah itu, polisi tsb justru ngomelin saya "lagian ibu ngapain sih punya atm banyak2, kalau begini jd repot, apalagi banyak potongan biaya admin juga" dengan nada bicara tinggi," lanjutnya.
"Sy sangat2 kecewa atas sikap polisi tersebut, sy harap tdk ada lagi polisi seperti itu di INDONESIA. Bukannya membantu bertindak malah warga diomelin daan disuruh pulang, tanpa ada niat bantu apalagi dtng ke TKP," ujarnya.
"Tolong sekali pemerintah bisa bertindak tegas atas kasus sy ini. Sy butuh polisi yg benar2 bisa bertindak tegas atas segala kasus kriminal, sampai sekarang tdk ada kelanjutan dr polisi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News