Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku tidak pernah memprediksi virus corona varian Delta. Varian baru ini membuat kondisi Indonesia yang sudah mulai membaik balik arah.
"Dulu di Januari, Februari, Maret, April, Mei kondisi dari Covid-nya Corona-nya sudah mulai turun-turun kalau korona turun ekonomi pasti naik-naik, sudah kelihatan itu sebetulnya tetapi tanpa terprediksi muncul yang namanya varian delta," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Jumat (30/7).
Jokowi menjelaskan, varian Delta itu kemudian menyebar ke seluruh negara di dunia. Bahkan di Indonesia, varian Delta membuat kasus positif melonjak.
"Ekonomi global pun juga kita juga sama, virus delta ini muncul juga langsung kasus positif menjadi naik secara drastis," ungkapnya.
Sebab itu kata dia pemerintah menetapkan PPKM Darurat atau kini dikenal PPKM level-4. Keputusan tersebut diambil lantaran terlihat di Pulau Jawa dan Bali alami peningkatan kasus.
"Tidak ada jalan lain saat itu di Pulau Jawa dan Bali kita lihat titik-titik semua merah tidak ada yang kuning.Sehingga keputusan yang sangat berat dengan PPKM darurat," terangnya.
"Karena tidak ada cara yang lain secara itu, melompat kasusnya dan Alhamdulillah paling tidak bisa kita rem, pelan-pelan tapi paling tidak bisa kita rem," tutup Jokowi.
Pentingnya Tracing
Sementara itu Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku pentingnya pelacakan atau tracing dalam mendeteksi Covid-19.
“Jadi sekarang kita sudah semakin mengerti bahwa teknik tracing itu penting dalam penanganan Covid-19. Teknik tracing ini kuncinya,” ujar Luhut, dikutip dari siaran pers Kemenko Marves, Kamis (29/7).
Luhut menuturkan, tidak menutup kemungkinan jumlah pasien positif akan diketahui lebih banyak dari sebelumnya. “Jadi saya sudah bilang Presiden, nanti mungkin jumlah yang diketahui terinfeksi akan naik, namun tidak apa apa, kan dia ‘tercabut’ dari keluarganya. Jadi tidak terjadi banyak penularan di keluarga,” tutur dia.
Melalui tracing, masyarakat yang terpapar Covid-19 bisa langsung ditangani. Saat ini, pemerintah telah menambah jumlah tempat isolasi terpusat hingga ketersediaan tempat tidur (BOR) di rumah sakit (RS).
Selain itu, tambahan rumah oksigen membuat penanganan Covid-19 semakin membaik. “Jadi ini isolasi terpusat masih berapa ribu di Jakarta, lalu RS bed-nya juga turun sekarang, sudah turun banyak. Apalagi ini juga ada rumah oksigen," tutur Luhut.
Menurut Luhut, pemerintah tetap mengantisipasi kemungkinan yang terburuk sehingga lebih siap.
1,5 Tahun Akhirnya Pemerintah Paham
Penggagas gerakan Kawal Covid-19, Ainun Najib, menanggapi pernyataan Menteri Luhut. Dia bersyukur, akhirnya pemerintah mengetahui pentingnya teknik tracing di dalam menangani Covid-19.
Selain itu, Ainun Najib juga mengakui kalau dia pernah mengusulkan tracing ke juru bicara Satuan Tugas Kolonel Yuri setahun lalu.
"Alhamdulillah 1.5 tahun pandemi akhirnya Pemerintah paham pentingnya Tracing & eksekusi serius," cuitnya di akun Twitter @ainunnajib.
"Setahun lalu di webinar saya usulkan ke Kolonel Yuri (Kemkes, Jubir Satgas), agar mengerahkan TNI untuk tracing," sambungnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @ainunnajib pada Jumat, 30 Juli 2021.
Namun, dia mengungkapkan, jawaban yang diterimanya dari Kolonel Yuri saat itu adalah bahwa ini bukan soal banyak-banyakan orang.
Dia juga menyinggung perihal penggantian jabatan Menteri Kesehatan pada Budi Gunawan Sadikin.
Ketika itu dia juga sempat menyampaikan mengenai intisari dari segala intisari permasalahan penanganan Covid-19 adalah tracing.
"Ketika Menkes akhirnya diganti dengan yang nggenah kerjanya, di hari kedua beliau menjabat mengundang @KawalCOVID19 dkk," ucapnya.
"Kami sampaikan intisari dari segala intisari permasalahan penanganan pandemi oleh Kemenkes selama setahun pandemi: Tracing," ujarnya lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News