Dua menteri Joko Widodo disebut terlibat dalam bisnis tes PCR. Mreka adalah Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Dugaan keterlibatan mereka terkait dengan keberadaan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). GSI Lab ini melayani tes PCR hingga antigen.
Luhut, melalui juru bicaranya, Jodi Mahardi, menjelaskan bosnya hanya mendorong swasta yang ingin membantu penanganan pandemi.
"Tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI. Apalagi, Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan, agar harga tes PCR ini bisa terus diturunkan. Sehingga, semakin terjangkau oleh masyarakat," kata Jodi.
Baca Juga
Nama Luhut Disebut Nikmati Cuan dari Tes PCR, Ini Kata Jubir
Kini tanggapan dilontarkan oleh Erick Thohir. Staf Khusus Erick, Arya Sinulingga, menilai tudingan bosnya bermain dalam bisnis tes PCR sangat tendensius.
"Isu bahwa Pak Erick bermain tes PCR itu isunya sangat tendensius," kata Arya di Jakarta, Selasa, 2 November 2021.
Arya menjelaskan, sampai saat ini sudah 28,4 juta kali orang di Indonesia melakukan tes PCR.
Arya pun mengurai data tes PCR di Indonesia. Sampai saat ini, tes PCR telah mencapai 28,4 juta. Sementara PT GSI hanya melakukan 700 ribu kali tes PCR.
"Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen, 50 persen itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5persen," ujarnya.
Baca Juga
Syarat Penerbangan Terbaru: Ternyata Masih Ada Syarat Tes PCR Bagi Penumpang
Selain itu, PT Adaro yang dikaitkan dengan Erick Thohir, hanya memegang 6 persen saham di GSI.
"Jadi bayangkan, GSI itu hanya 2,5 persen melakukan tes PCR di Indonesia, setelah itu yayasan kemanusiaan Adaro-nya hanya 6 persen. Jadi bisa dikatakan yayasan kemanusiaan Adaro ini sangat minim berperan di tes PCR," ujarnya.
Arya juga menegaskan, Erick Thohir sudah tidak aktif di bisnis dan yayasan sejak dia ditunjuk sebagai menteri.
Baca Juga
Erick Thohir Akan Tutup Maskapai Merpati Nusantara dan 6 BUMN Lain
"Kemudian di yayasan kemanusiaan Adaro ini, Pak Erick Thohir sejak jadi menteri tidak aktif lagi aktif di urusan bisnis dan di urusan yayasan seperti itu. Jadi sangat jauh lah dari keterlibatan atau dikaitkan dengan Pak Erick Thohir. Apalagi dikatakan main bisnis PCR jauh sekali," terangnya.
"Jadi jangan tendensius seperi itu kita harus lebih clear melihat semua," katanya.
Selanjutnya dugaan Luhut Binsar Pandjaitan dan Erik Thohir di bisnis PCR >>>
Berdasarkan dokumen yang dimiliki newscast, PT GSI terafiliasi sejumlah pihak. Total modal yang disetor sebanyak Rp2,9 miliar dengan harga saham ditetapkan senilai Rp1 juta per lembar.
Pihak-pihak terkait PT GSI adalah:
- Yayasan Indika Untuk Indonesia (932 lembar saham)
- Yayasan Adaro Bangun Negeri (485 lembar)
- Yayasan Northstar Bhakti Persada (242 lembar)
- PT Anarya Kreasi Nusantara (242 lembar)
- PT Modal Ventura YCAB (242 lembar)
- PT Perdana Multi Kasih (242 lembar)
- PT Toba Bumi Energi (242 lembar)
- PT Toba Sejahtra (242 lembar)
- PT Kartika Bina Medikatama (100 lembar)
PT GSI didaftarkan di Graha Mitra Lantai 4, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 21, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Baca Juga
Namanya Disebut di Pandora Papers, Intip Harta Luhut Binsar Pandjaitan
Sebelumnya, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kesehatan dan Keadilan juga menyortoti soal bisnis PCR di Indonesia. Mereka menduga terjadi perputaran uang lebih dari Rp23 triliun. Dengan potensi keuntungan diduga mencapai sekitar Rp10 triliun lebih.
Koalisi masyarakat sipil ini terdiri dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Lokataru, dan LaporCovid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News