Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melontarkan pernyataan kontroversial yang menyebut Kementerian Agama atau Kemenag adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama alias NU.
Pernyataan itu mengundang kritik dari sejumlah pihak. Majelis Ulama Indonesia atau MUI menilai pernyataan Gus Yaqut bertentangan dengan sejarah pembentukan Kemenag.
“Sekali lagi menolak pernyataan Menag bahwa Kemenag merupakan hadiah untuk NU, karena kontraproduktif dengan fakta historis, menegaskan Departemen Agama dari oleh untuk umat dan bangsa,” kata Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Amirsyah Tambunan, Senin (25/10).
Baca Juga
Awal Kontroversi Gus Yaqut Klaim Kemenag Hadiah Untuk NU Bukan Umat Islam
Amirsyah menjelaskan, Kemenag lahir dari proses pembahasan sejumlah tokoh bangsa. Saat itu, Fraksi Islam Komite Nasional Indonesia (KNI) Banyumas mengirim KH Abu Dardiri dan Haji Soleh Su’aidy untuk memperjuangkan pembentukan Departemen Agama. Usulan itu dibahas dalam sidang Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) di Jakarta pada 25 November 1945.
“Bersama tiga tokoh inilah usul pengadaan Kementerian Agama dari KNI daerah Banyumas dibebankan,” imbuhnya.
Setelah itu, usulan Abu Dardiri dan Soleh Su'aidy untuk pembentukan Departemen Agama pada sidang BPKNIP pada 11 November 1945 didukung sejumlah pihak. Seperti Mohammad Natsir, Dr Muwardi, Dr Marzuki Mahdi, dan M Kartosudarmo.
“Sosok Kartosudarmo selain tercatat sebagai anggota KNIP juga sebagai Konsul Muhammadiyah Betawi. Ia termasuk salah satu tokoh yang mula-mula merintis Muhammadiyah cabang Betawi,” jelasnya.
Baca Juga
Kontroversi Kemenag Hadiah Untuk NU, JK Hingga Muhammadiyah Protes Gus Yaqut
Usulan ini kemudian mendapat respons positif dari sejumlah pihak, seperti Muhammadiyah.
Akhirnya, pada 3 Januari 1946, Presiden Soekarno mengeluarkan surat keputusan pembentukan Departemen Agama Republik Indonesia.
Saat itu, Presiden Soekarno memilih Prof Dr HM Rasyidi MA sebagai Menag pertama RI. Menurut Amirsyah, Rasyidi merupakan tokoh Muhammadiyah.
“Departemen Agama pertama kali disampaikan oleh Mr Muhammad Yamin dalam Rapat Badan Penyelidik Usaha–Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), tanggal 11 Juli 1945,” jelasnya.
Selanjutnya Gus Yaqut Sebut Untuk Motivasi Santri
Gus Yaqut sudah menjelaskan maksud pernyataannya soal Kemenag adalah hadiah negara untuk NU. Menurut Ketum GP Ansor itu pernyataan tersebut untuk memotivasi para santri dan pesantren.
“Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” kata Gus Yaqut di Solo, Senin, 25 Oktober 2021.
Baca Juga
Menteri Yaqut Akhirnya Jelaskan Maksud Kemenag Hadiah Negara Untuk NU
“Memberi semangat itu wajar. Itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati,” sambungnya.
“Semuanya diberikan hak secara proporsional. Ormas juga tidak hanya NU saja,” tegas Menag.
“Bahkan di Kemenag ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag yang bukan dari NU,” tutur Menag.
“Karena keterbukaan dan mengedepankan kemaslahatan itu sifat dasar NU,” pungkasnya.
Selanjutnya Awal Mula Kontroversi >>>
Kontroversi ini berawal saat Gus Yaqut hadir dalam webinar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri pada Rabu 20 Oktober 2021.
Saat itu, Gus Yaqut awalnya menceritakan soal adanya perdebatan di Kemenag.
"Ketika mendiskusikan Kementerian Agama, saya berkeinginan mengubah tagline, tagline Kemenag kan Ikhlas Beramal, saya bilang gak ada ikhlas ditulis itu, namanya ikhlas itu di dalam hati kok ditulis?" ujarnya.
"Ya ini, menunjukkan enggak ikhlas. Enggak ikhlas mungkin kalau ada bantuan terus minta potongan itu enggak ikhlas. Kelihatan membantu tapi minta potongan itu enggak ikhlas/ Ikhlas Beramal itu enggak bagus, enggak pas, ada perdebatan kecil," tambah dia.
"Kemudian berkembang jadi sejarah asal usul Kemenag ada yang bilang, enggak bisa Kemenag hadiah negara untuk umat Islam karena waktu itu perdebatannya bahwa kementerian ini harus jadi kementerian semua agama melindungi semua umat agama. Ada yang enggak setuju," ucap Gus Yaqut.
"Ada yang tidak setuju, kementerian ini harus agama Islam karena Kemenag itu hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah bukan, Kemenag itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum tapi secara spesifik untuk NU," ucap dia.
"Jadi wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag. Kenapa begitu? Kemenag itu muncul karena pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta, yang mengusulkan jadi juru damai Bapak Wahab Chasbullah dari NU. Kemudian lahir Kemenag," kata Gus Yaqut.
"Nah wajar kalau kita minta Dirjen Pesantren, banyak afirmasi pesantren dan santri NU wajar-wajar saja, tidak ada yang salah," tutur Gus Yaqut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News