Menteri Yaqut Akhirnya Jelaskan Maksud Kemenag Hadiah Negara Untuk NU

  • Arry
  • 25 Okt 2021 17:27
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas(humas/Kemenaggoid)

Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas soal Kementerian Agama merupakan hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama atau NU bukan umat Islam telah menimbulkan polemik.

Kini, Gus Yaqut pun menjelaskan maksud dari pernyataan yang dinilai kontroversial itu. Menurut Ketum GP Ansor itu pernyataan itu lebih untuk memotivasi para santri dan pesantren.

“Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” kata Gus Yaqut di Solo, Senin, 25 Oktober 2021.

Baca Juga
Awal Kontroversi Gus Yaqut Klaim Kemenag Hadiah Untuk NU Bukan Umat Islam

“Memberi semangat itu wajar. Itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati,” sambungnya.

“Semuanya diberikan hak secara proporsional. Ormas juga tidak hanya NU saja,” tegas Menag.

“Bahkan di Kemenag ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag yang bukan dari NU,” tutur Menag.

“Karena keterbukaan dan mengedepankan kemaslahatan itu sifat dasar NU,” pungkasnya.


Selanjutnya Awal Mula Kontroversi >>>

 

Kontroversi ini berawal saat Gus Yaqut hadir dalam webinar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri pada Rabu 20 Oktober 2021.

Saat itu, Gus Yaqut awalnya menceritakan soal adanya perdebatan di Kemenag.

"Ketika mendiskusikan Kementerian Agama, saya berkeinginan mengubah tagline, tagline Kemenag kan Ikhlas Beramal, saya bilang gak ada ikhlas ditulis itu, namanya ikhlas itu di dalam hati kok ditulis?" ujarnya.

"Ya ini, menunjukkan enggak ikhlas. Enggak ikhlas mungkin kalau ada bantuan terus minta potongan itu enggak ikhlas. Kelihatan membantu tapi minta potongan itu enggak ikhlas/ Ikhlas Beramal itu enggak bagus, enggak pas, ada perdebatan kecil," tambah dia.

"Kemudian berkembang jadi sejarah asal usul Kemenag ada yang bilang, enggak bisa Kemenag hadiah negara untuk umat Islam karena waktu itu perdebatannya bahwa kementerian ini harus jadi kementerian semua agama melindungi semua umat agama. Ada yang enggak setuju," ucap Gus Yaqut.

"Ada yang tidak setuju, kementerian ini harus agama Islam karena Kemenag itu hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah bukan, Kemenag itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum tapi secara spesifik untuk NU," ucap dia.

"Jadi wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag. Kenapa begitu? Kemenag itu muncul karena pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta, yang mengusulkan jadi juru damai Bapak Wahab Chasbullah dari NU. Kemudian lahir Kemenag," kata Gus Yaqut.

"Nah wajar kalau kita minta Dirjen Pesantren, banyak afirmasi pesantren dan santri NU wajar-wajar saja, tidak ada yang salah," tutur Gus Yaqut.


Selanjutnya Dikritik JK, NU Hingga Muhammadiyah >>>

 

Pernyataan Gus Yaqut sempat menuai protes dari sejumlah pihak. "Itu bukan hadiah, itu adalah keharusan karena kita negeri ini berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa," kata mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menurutnya, Kemenag harus mengayomi seluruh agama. Jadi tidak tepat jika Kemenag hanya berurusan dengan NU.

"Sehingga tentu semua agama sangat penting untuk diayomi. Jadi bukan hanya untuk NU, tapi semua agama dan semua organisasi keagamaan itu diayomi oleh pemerintah lewat Kementerian Agama," jelasnya.

Baca Juga
Kontroversi Kemenag Hadiah Untuk NU, JK Hingga Muhammadiyah Protes Gus Yaqut

Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini, juga menyatangkan pernyataan Gus Yaqut tersebut. Menurutnya, pernyataan itu berbahaya dan keliru.

“Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau. Meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan,” kata Helmy, Minggu (24/10).

“Kemenag hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam,” imbuh dia.

Sementara, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menyatakan, Kemenang harus adil kepada semua agama dan organisasi kegamaan lainnya.

"Saya tidak tahu apa maksud dan tujuan menteri agama membuat pernyataan tersebut," kata dia.

"Setahu saya sejarah Kementerian Agama berbeda dengan yang disampaikan oleh Menteri Agama," lanjut Abdul.

Meski demikian, Muhammadiyah tidak akan mempertanyakan langsung maksud pernyataan Gus Yaqut. "Banyak hal lebih penting yang harus diurus Muhammadiyah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait