IHSG Ambruk Nyaris 7 Persen, Apa yang Terjadi?

  • Arry
  • 19 Mar 2025 10:59
IHSG ambruk(tangkapan layar/google)

Bursa Efek Indonesia (BEI) heboh sepanjang Selasa, 18 Maret 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk hingga 6 persen lebih. Apa yang terjadi?

IHSG pada 18 Maret dibuka pada level 6.458,6, melemah dari posisi 6.471 pada 17 Maret. Kondisi melemah ini terus terjadi hingga pukul 11.19 WIB dengan 5,02 persen.

Situasi ini membuat BEI membekukan sementara atau disuspensi perdagangan pasar modal selama 30 menit. Hal ini sesuai aturan perdagangan akan dibekukan jika terjadi penurunan hingga 5 persen.

BEI kemudian membuka kembali perdagangan pada 11.49 WIB. Alih-alih membaik, IHSG justru makin anjlok hingga 6,12 persen atau turun ke level 6.076 atau melemah 395.866 jelang penutupan perdagangan sesi I.

Situasi ini membuat kepanikan. Bahkan pimpinan DPR sampai mendatangi BEI. Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan, kunjungan mereka untuk melihat suspensi perdagangan yang dilakukan BEI.

"Jadi menyikapi pembekuan otomatis dari akibat koreksi dari Indeks Harga Saham Gabungan 5% yang memang otomatis, dan bukan baru kali ini saja terjadi, dan sudah pernah pada waktu Covid dan lain-lain," kata Dasco di Gedung BEI.

"Kami pada hari ini melakukan kunjungan untuk men-support dan meyakinkan kepada pasar untuk tetap tenang, bahwa kemudian kami akan mendukung pemerintah untuk hadir dan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu dalam tempo yang cepat-cepatnya untuk mengembalikan pasar supaya stabil," tutupnya.

IHSG pun akhirnya ditutup pada level 6.223 pada Selasa, 18 Maret sore. Indeks saham melemah 248,55 poin atau minus 3,84 persen dari perdagangan sebelumnya.

Dari data RTI Infokom, investor tercatat melakukan transaksi sebesar Rp19,22 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 29,29 miliar saham.

Situasi IHSG ini berbanding terbalik dengan bursa saham di kawasan Asia yang kompak bergerak di zona hijau.

Indeks Hang Seng Composite di Hong Kong tercatat menguat 2,46 persen, indeks Shanghai Composite di China naik 0,11 persen, indeks Nikkei 225 (Jepang) naik 1,20 persen, dan indeks Straits Times (Singapura) naik 0,78 persen.

Kondisi bursa saham Eropa juga terlihat menguat. Indeks FTSE 100 di Inggris naik 0,31 persen dan indeks DAX di Jerman meningkat 1,07 persen. Bursa Amerika juga bergerak di zona hijau. Indeks S&P;500 naik 0,64 persen, indeks NASDAQ Composite naik 0,31 persen, dan indeks Dow Jones naik 0,85 persen.

Apa yang sedang terjadi? >>>

 

Versi Bos Bursa Efek Indonesia

Direktur Utama BEI, Iman Rachman menjelaskan, ambruknya IHSG tidak serta-merta terjadi imbas kebijakan pemerintah. Menurutnya, ambruknya IHSG terjadi akibat dinamika perekonomian global.

"Kalau kita lihat, menurut saya ini sudah terjadi sejak minggu lalu. Jadi sebetulnya kita boleh mengajar beberapa memang isu-isu global terjadi. Sebagaimana kita lihat. Dan juga beberapa hal yang terjadi saat ini. Kita wait and see," kata Iman.

"Indeks kan akumulasi berbagai hal, tidak hanya domestik, kalau fundamental perusahaan semuanya bagus nggak ada isu. Yang terjadi itu persepsi mengenai kondisi bursa efek kita," tutupnya.

Versi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

Sementara itu Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan, ada 3 hal yang menjadi penyebab ambruknya IHSG.

Pertama, menurut Airlangga kondisi ini ditenggarai investor yang masih menunggu kepastian beberapa kebijakan seperti rapat FOMC bank sentral AS. Kedua, investor juga menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, yang menyebabkan adanya ketidakpastian.

"Itu kita lihat secara global, kan besok ada FOMC Meeting dan tentu market masih menunggu yang kedua juga rapat gubernur Bi akan ditunggu publik," kata Airlangga, di Kompleks Istana Kepresidenan.

FOMC atau Federal Open Market Committee adalah rapat yang diadakan secara rutin oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Rapat ini menentukan kebijakan moneter AS seperti target suku bunga hingga menentukan arah kebijakan moneter AS.

Penyebab ketiga menurut Airlangga adalah beberapa emiten juga mencatatkan kinerja keuangan yang buruk. Bahkan satu grup besar mengalami penurunan yang cukup dalam.

"Ketiga ada saham-saham yang turun akibat laporam keuangannya atau informasinya sudah keluar. Satu grup lah, yang turunnya cukup dalam," kata Airlangga.

Ambruk Gegara Isu Airlangga dan Sri Mulyani Mundur dari Kabinet

Ambruknya IHSG ini juga banyak dikaitkan dengan kabar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mundur dari Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, Sri Mulyani takkan mundur dari jabatannya.

"Saya pastikan bahwa Bu Sri Mulyani tidak akan mundur. Dan fiskal kita kuat," tegas Dasco.

Hal yang sama juga disampaikan Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hariqo Wibawa Satria.

"Kami ingin menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial mengenai pengunduran diri Ibu Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan adalah tidak benar alias hoaks," kata Hariqo dalam videonya di akun Instagram Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan.

Airlangga Hartarto pun buka suara soal isu tersebut. Ketum Partai Golkar itu membantah akan mundur dan masih tetap fokus bekerja seperti biasa.

“Tidak ada rencana mundur. Ibu Sri Mulyani, saya sudah komunikasi tadi siang, Ibu juga sedang bekerja penuh. Jadi itu hoaks,” kata Airlangga.

Sementara Sri Mulyani juga akhirnya buka suara soal isu dirinya bakal mundur dari Kabinet Merah Putih.

"Saya juga menegaskan, banyak rumor mengenai posisi saya. Sampai sekarang saya tetap fokus menjalankan tugas negara, kepercayaan presiden untuk kelola APBN dan keuangan negara secara profesional," kata Sri Mulyani di Jakarta.

"Jadi tegaskan, saya ada di sini berdiri dan tidak mundur. Saya tegaskan saya mengelola APBN dan bersama-sama tim Kementerian Keuangan terus menjaga keuangan negara, kami ada di sini, kami bertanggung jawab jaga keuangan negara," tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait