Komisi Pemberantasan Korupsi menerima laporan adanya pemotongan anggaran makan bergizi gratis. MBG yang dianggarkan ke tiap anak Rp10 ribu, disunat menjadi Rp8 ribu.
Ketua KPK Setyo Budiyanto, mengungkapkan, anggaran yang ditetapkan pemerintah pusat, semakin sedikit saat sampai di daerah. Hal ini akan berdampak pada kualitas makanan.
"Yang menjadi kekhawatiran, karena posisi anggaran di pusat, jangan sampai begitu sampai di daerah seperti es batu [yang mencair]," kata Setyo dalam keterangan tertulis kepada wartawan.
"Kami sudah menerima laporan adanya pengurangan makanan yang seharusnya diterima senilai Rp 10 ribu, tetapi yang diterima hanya Rp 8 ribu. Ini harus jadi perhatian karena berimbas pada kualitas makanan,” jelas dia.
Baca juga
Viral Deddy Corbuzier Emosi Ada Siswa SD Ngeluh Menu Ayam MBG Tak Enak: Kepala Lu Pea
Setyo menjelaskan, KPK akan mengawasi program MBG melalui pencegahan dan monitoring. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi penyimpangan dan menekankan perlunya tata kelola keuangan yang transparan serta akuntabel.
"Pengawasan penting dilakukan karena anggarannya luar biasa besar. Saya ingatkan ada empat hal yang perlu dicermati dalam melaksanakan Program MBG ini," jelasnya.
"Pertama, potensi fraud-nya pasti ada. Semua terpusat di BGN, tentu tidak bisa diawasi sampai ke daerah dan wilayah,” lanjutnya.
Setyo juga menyoroti eksklusivitas dalam penentuan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Sebab, lokasi SPPG yang strategis akan menentukan kualitas makanan dalam kondisi layak konsumsi.
Baca juga
Prabowo Tetapkan 77 Proyek Strayegi Nasional: Ada IKN, MBG, Giant Sea Wall
Selain itu, Setyo menilai pemberian susu dalam MBG yang tidak efektif. Hal ini didasarkan pada kajian KPK bahwa pemberian susu dan biskuit tidak efektif dalam menurunkan angka stunting karena lebih banyak biskuit yang diterima masyarakat dibanding susu.
“Harapannya transparan dan melibatkan masyarakat, bisa dari NGO independen untuk pengawasan penggunaan anggaran, dan tentu saja memanfaatkan teknologi,” imbuhnya.
"Ini baru informasi. Tapi, karena kegiatannya adalah bersifat kegiatan pencegahan, maka kami sampaikan dengan harapan informasi ini bisa segera disikapi secara preventif," ujar Setyo.
"Jangan sampai nanti sudah terlalu banyak, sudah semakin membesar, sudah terjadi di mana-mana, malah akhirnya menjadi sesuatu yang kontraproduktif. Kami mengingatkan supaya dilakukan pengecekan," sambungnya.
Artikel lainnya: Banjir Terjang Pancoran Mas Depok, Air Sampai Jebol Tembok Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News