Seorang murid di SD Swasta Abdi Sukma di Kota Medan, berinisial M, 10 tahun, dihukum duduk di lantai kelasnya oleh gurunya. Gegaranya, dia belum membayar uang SPP selama tiga bulan, yakni Oktober-Desember 2024.
Hukuman ini diterima M sejak 6 Januari 2025. Total uang SPP yang belum dibayar sebesar Rp180 ribu.
Kamelia, ibu korban, mengaku baru mengetahui anaknya dihukum pihak sekolah saat tak mau berangkat ke sekolah pada Rabu, 8 Januari.
“Rabu pagi ya kan saya suruh anak saya sekolah, saya bilang kamu duluan nanti mamak (nyusul ke sekolah), mamak jual handphone biar bayar SPP,” kata Kamelia saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Medan Maimun.
Baca juga
Guru di Sorong Didenda Ortu Siswa Rp100 Juta Usai Viralkan Muridnya, Ini Kasusnya
“Dia bilang enggaklah mak, aku malu, aku duduk di semen, (saya tanya) kenapa? Sejak kapan? (Dijawab) Senin. Hah masa? Ingat ya, nak, kalau mamak tanya karena gak buat PR mamak gak akan marah,” sambungnya.
Kamelia mengakui sebenarnya hendak ke sekolah untuk membayar SPP anaknya itu. Sebab, dia sudah diingatkan wali kelas untuk segera membayar SPP.
Tak hanya itu, rapor anaknya juga masih ditahan pihak sekolah gegara belum membayar SPP.
“Selasa ada di grup, buat ibu-ibu murid tolong kerja sama yang belum melunaskan tolong datang sekolah temui Kepsek kalau tak ada rapor tak dibenarkan ikuti pelajaran,” kata dia.
“Akhirnya saya voice note via WhatsApp saya izin belum bisa datang itulah rencana saya Rabunya saya datang,” jelasnya Kamelia yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu.
Sedih Lihat Anaknya Dihukum Duduk di Lantai Kelas
Kamelia menjelaskan, pada hari itu juga dia pergi ke sekolah. Namun setiba di sekolah dia melihat kondisi anaknya yang sedang duduk di lantai kelasnya.
“Saking penasaran saya coba tengok ke sekolah. Begitu saya masuk ke gerbang temennya ngejer semua sambil megang tangan saya. (Mereka bilang) Bu ambillah rapor dia, kasihan loh duduk di semen. Di situ saya nangis Ya Allah kok gini kali,” kata dia.
Baca juga
Selebgram Medan Tewas Usai Sedot Lemak, Polisi: Dokter Klinik WSJ Bukan Spesialis
“Kalau satu jam sudahlah (tak apa), ini dari pagi bener-bener diasingkan,” kata dia.
“Sampai saya langsung datang ke depan pintu kelas (saya bilang) Ya Allah, nak, kejam kali gurumu,” kata dia.
“Saya bilang kok tega, kata dia kan sudah saya bilang, saya sudah suruh anak ibu pulang tapi anak ibu tak mau pulang kata dia,” katanya.
“Akhirnya kami dibawa sama kepsek ke kantor untuk diluruskan. Saya tanya ke kepsek bener peraturan (kalau tak bayar SPP dihukum duduk di lantai)? Dijawab tidak ada,” kata dia.
Atas insiden ini, Kamelia mengaku anaknya menjadi trauma pergi ke sekolah. Namun, usai kasus ini viral, anaknya kembali bisa duduk di kursi.
Baca juga
Viral Guru Ogah Tegur Siswa yang Berulah Gegara Takut Dilaporkan ke Polisi
“Ya Alhamdulillah sejak kejadian itu, anak saya Kamis sekolah dan duduk di kursi,” kata dia.
“Ayah mereka pergi ke Riau untuk bekerja bangunan, belum lama juga,” kata dia.
Respons Sekolah
Kepala Sekolah SD Abdi Sukma, Juli Sari, memberikan klarifikasi. Menurutnya, kejadian itu karena ada miskomunikasi.
“Miskomunikasi saja sebenarnya. Sebenarnya anak itu tidak menerima rapor karena belum melunasi SPP. Tapi tidak jadi permasalahan sebenarnya,” kata Juli saat dikonfirmasi.
“Wali kelasnya membuat peraturan sendiri di kelasnya bahwa kalau anak tidak ada menerima rapot tidak boleh menerima pelajaran tanpa kompromi dengan dengan pihak sekolah,” ujarnya.
Artikel lainnya: Panda Nababan Sebut Jokowi Bikin Kacau PDIP
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News