Kasus penembakan bos rental mobil ternyata melibatkan tiga oknum TNI AL. Dari tiga orang itu, satu orang yang menembak bos rental mobil hingga tewas.
Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal), Laksamana Muda TNI Samista, mengakui keterlibatan tiga prajurit TNI AL dalam penembakan bos rental mobil IAR. Mereka adalah Sertu AA, Sertu RH, dan Kepala Kelasi BA.
Sasmita menjelaskan, ketiga prajurit TNI AL itu berasal dari Komando Pasukan Katak atau Kopaska dan KRI Bontang. Kini mereka telah ditahan di Puspomal.
Menurutnya, dari tiga prajurit itu, hanya satu orang yang melepaskan tembakan. Namun dia tidak merinci siapa yang bertanggung jawab atas penembakan fatal tersebut.
Baca juga
Anak Bos Rental Mobil Ungkap Ayahnya Sudah Bawa BPKB, Tapi Ditolak Polsek Cinangka
Samista pun menegaskan, ketiga prajurit TNI AL itu tidak memiliki peran spesifik dalam penembakan ini karena ketiganya adalah rekan.
“(Misal) ‘oh ini eksekutor’, oh ini sebagai ini, tidak. Karena ini sebagai rekan," kata Samista di Jakarta.
"Bahkan, pelaku dengan yang dikeroyok adalah saudara. Jadi, pelaku ini pamannya AA,” kata dia lagi.
Sementara itu Panglima Komando Armada (Pangkoarmada), Laksamana Madya Denih Hendrata, menyatakan, motif prajurit TNI AL menembak bos rental mobil karena dikeroyok.
Menurutnya, sosok yang menembak adalah Sertu AA. Denih menyatakan, saat itu AA terdesak melakukan penembakan karena mengklaim dikeroyok oleh beberapa orang di lokasi kejadian.
Baca juga
Penembakan Bos Rental Mobil: Brio Korban Dijual Rp23 Juta, Dibeli Oknum TNI Rp40 Juta
"Seandainya dihadapkan kepada pengoroyokan, berarti, kan, sebetulnya sama-sama tidak tahu siapa yang akan mati," ujar Denih Hendrata.
"Di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di Rest Area KM 45 Tll Tangerang-Merak," ujarnya.
"Jadi kembali lagi apalagi mungkin karena tentara juga sudah dilatih dan juga faktor kecepatan, insting dan segala macam. Karena kami sering dengar ada kill or to be killed," ucap Denih Hendrata.
Denih menjelaskan, anggota TNI AL yang terlibat itu merupakan seorang ajudan. Senjata api yang digunakan adalah inventaris yang melekat dari seorang ajudan, juga bagian dari standar operasional jika atasannya mengalami ancaman.
"Insiden berpangkal dari permasalahan pokok yaitu pembelian mobil. Dalam insiden tersebut diakui bahwa salah satu anggota melakukan tindakan penembakan."
"Setelah diketahui, kejadian mengakibatkan korban, satu orang meninggal dunia dan satu orang luka-luka," jelasnya.
Meski demikian, Denih menyatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait penggunaan senjata api. "Kami akan evaluasi bagaimana kedepan ini untuk penggunaan senjata api," ujar dia.
Denih menegaskan, TNI AL akan menindaklanjuti kasus ini sesuai peraturan yang berlaku. Dia memastikan tidak ada informasi yang ditutup-tutupi kepada publik.
“Bila penyidikan terhadap oknum anggota yang terlibat oleh Puspomal selesai, selanjutnya akan dituangkan ke dalam berita acara pemeriksaan atau BAP,” kata Denih.
Artikel lainnya: Dipecat Sebagai Pelatih Timnas Indonesia, Segini Pesangon yang Diterima Shin Tae-yong
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News