Pameran tunggal pelukis Yos Suprapto di Galeri Nasional, Jakarta, pada Kamis, 19 Desember 2024 tetiba dibatalkan. Pihak Galeri Nasional mengunci pintu masuk lokasi pameran.
Para pengunjung yang sudah hadir di acara pembukaan untuk melihat pameran bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan, dilarang masuk. Padahal pameran ini sudah dipersiapkan sejak satu tahun terakhir.
Yos Suprapto menjelaskan kronologi pameran hingga dibredel. Menurutnya, pameran ini mulanya bertemakan BANGKIT! Namun belakangan temanya berubah menjadi Kedaulatan Pangan.
"Tanggal 13 Desember kemarin, sesuai kesepakatan, lukisan sudah bisa dipajang. Kalau (kurator) bertanggung jawab ada di sana. Tanggal 17 Desember datang ke Galeri Nasional Indonesia, melihat lukisan yang sudah dipasang, dan meminta saya ketemu dan mengungkapkan keberatannya akan dua lukisan itu," terang Yos.
"Saya dengan rela hati dan ikhlas, disaksikan oleh banyak pihak untuk menutup lukisan itu dengan kain hitam," ujarnya.
Dua lukisan yang ditutup kain hitam itu berjudul Konoha 1 dan Konoha 2. Namun beberapa jam sebelum pameran dibuka, pihak kurator meminta agar tiga lukisan lainnya juga ditutup.
"Itu saya diminta datang ke kantor pertemuan, ada kurator yang meminta saya ada 5 lukisan diturunkan. Buat saya terkejut, dua sudah diikhlaskan ditutup. Kok ada 3 lagi," sambungnya.
Lima lukisan itu berkaitan dengan sosok mantan petinggi di Indonesia. Banyak pihak menyebutkan, lukisan itu mirip wajah Jokowi.
"Lukisan yang mau diturunkan petani yang memberikan makan pada orang kaya, pada anjing-anjing. Kok nggak ada sangkut-pautnya dengan petani."
"Ketika saya jelaskan pemahaman beberapa catatan akademik, dengan referensi yang lebih jelas. (Dia) tidak bisa menjawab, akhirnya mengundurkan diri. Tidak layak menjadi kurator pameran ini," katanya.
"Dia minta yang sudah ditulis di banner di depan dihapus, ditutup. Dia menuntut nama-namanya sebagai kurator tidak disertakan dalam apapun juga," ungkap Yos.
“Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan,” kata Yos.
Selanjutnya pernyataan kurator dan Galeri Nasional >>>
Kurator pameran Yos Suprapto, Suwarno Wisetrotomo, buka suara soal pameran tunggal tersebut. Dia mengakui ada ketidaksepakatan antara seniman dan kurator.
"Ada 2 karya yang menggambarkan opini seniman tentang praktek kekuasaan. Saya sampaikan kepada seniman, bahwa karya tersebut tidak sejalan dengan tema kuratorial, dan berpotensi merusak fokus terhadap pesan yang sangat kuat dan bagus dari tema pameran," kata Suwarno dalam keterangannya.
"Menurut pendapat saya, dua karya tersebut 'terdengar' seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektifnya," sambungnya.
"Perbedaan pendapat ini terjadi selama proses kurasi (yang dimulai secara intensif sejak bulan Oktober 2024) hingga hari H pembukaan pameran (19 Desember 2024)," katanya.
"Karena tidak ada kesepahaman yang berhasil dicapai, saya menyampaikan kepada seniman, disaksikan oleh rekan-rekan Galeri Nasional Indonesia bahwa, meski saya menghargai pendirian seniman, namun saya tetap memutuskan mundur sebagai kurator pameran - suatu niatan yang pertama kali saya sampaikan kepada seniman pada tanggal 16 Desember 2024," ujarnya.
Sementara itu pihak Galeri Nasional mengumumkan pembatalan pameran tersebut. Mereka juga meminta maaf atas apa yang terjadi.
"Pameran Tunggal Yos Suprapto yang bertajuk "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Desember hingga 19 Januari 2025, terpaksa ditunda karena adanya kendala teknis yang tidak dapat dihindari," tulis keterangan Galeri Nasional.
"Kami memahami kekecewaan yang mungkin ditimbulkan oleh penundaan ini, dan kami mohon maaf kepada seluruh pihak yang telah menantikan pemeran tesebut," katanya.
"Kondisi ini akan dikoordinasikan kembali agar dapat terus bekerja sama secara konstruktif id masa depan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News