Kurator pameran Yos Suprapto, Suwarno Wisetrotomo, buka suara soal pameran tunggal tersebut. Dia mengakui ada ketidaksepakatan antara seniman dan kurator.
"Ada 2 karya yang menggambarkan opini seniman tentang praktek kekuasaan. Saya sampaikan kepada seniman, bahwa karya tersebut tidak sejalan dengan tema kuratorial, dan berpotensi merusak fokus terhadap pesan yang sangat kuat dan bagus dari tema pameran," kata Suwarno dalam keterangannya.
"Menurut pendapat saya, dua karya tersebut 'terdengar' seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektifnya," sambungnya.
"Perbedaan pendapat ini terjadi selama proses kurasi (yang dimulai secara intensif sejak bulan Oktober 2024) hingga hari H pembukaan pameran (19 Desember 2024)," katanya.
"Karena tidak ada kesepahaman yang berhasil dicapai, saya menyampaikan kepada seniman, disaksikan oleh rekan-rekan Galeri Nasional Indonesia bahwa, meski saya menghargai pendirian seniman, namun saya tetap memutuskan mundur sebagai kurator pameran - suatu niatan yang pertama kali saya sampaikan kepada seniman pada tanggal 16 Desember 2024," ujarnya.
Sementara itu pihak Galeri Nasional mengumumkan pembatalan pameran tersebut. Mereka juga meminta maaf atas apa yang terjadi.
"Pameran Tunggal Yos Suprapto yang bertajuk "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Desember hingga 19 Januari 2025, terpaksa ditunda karena adanya kendala teknis yang tidak dapat dihindari," tulis keterangan Galeri Nasional.
"Kami memahami kekecewaan yang mungkin ditimbulkan oleh penundaan ini, dan kami mohon maaf kepada seluruh pihak yang telah menantikan pemeran tesebut," katanya.
"Kondisi ini akan dikoordinasikan kembali agar dapat terus bekerja sama secara konstruktif id masa depan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News